Lihat ke Halaman Asli

Cegah Stunting pada Balita, Siapa Takut?

Diperbarui: 18 Juli 2023   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(gambar anak stunting) sumber : blue.kumparan.com)

Bicara stunting sama dengan bicara mengenai masa depan anak khususnya di      Indonesia yang rentan dengan kasus ini. Lalu stunting itu apasih? apakah dapat dicegah saat masih bayi?, dan apa dampak bagi penderita? Mari kenali apa itu stunting,apa penyebabnya,dan apa dampak bagi si penderita, serta bagaimana pencegahannya?

Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang serius yang dihadapi di Indonesia, berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%, dan kabar baiknya jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24%.

Stunting menurut WHO (2015) adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, aupun simulasi psikososial yang tidak memadai yang ditandai dengan tinggi badanya berada di bawah standar.

 Faktor yang mempengaruhi adanya stunting ini ada dua apa itu? yaitu faktor internal dan juga faktor eskternal. Faktor internalnya meliputi lingkungan rumah anak itu sendiri dan faktor eksternalnya itu dari lingkungan masyarakat atau negara ( Bappenas,2020). Dampak bagi si penderita ini sangat berpengaruh terhadap masa depannya dimana dapat menyebabkan gangguan gerakan tubuh, sikap tubuh, kemampuan respon pada anak,dan perilaku penyesuain diri dalam lingkungan masyarakat (WHO,2013). Dari beberapa penelitian yg dilakukam oleh (Hanani dan Syauqi,2015) menunjukan bahwa hasil mencurigakan bahwa pada anak dengan status gizi stunting memiliki frekuensi lebih tinggi,dibandingkan dengan anak dengan status gizi non stunting. Hasil mencurigakan disini meliputi perkembangan tubuh anak.

Lalu apakah stunting bisa dicegah? Bisa dong sobat sehat berikut beberapa pencegahan yang dapat dilakukan oleh para bunda bunda dirumah antara lain:

1.Pemenuhan zat gizi ibu hamil 2. Asi ekslusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi makanan  pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya. 3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu,4. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitasi sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.

Tidak  jarang orang menganggap orang dengan tubuh pendek  adalah faktor genetik  dan tidak ada hubungan nya dengan kesehatan. Teapi faktanya faktor genetik memiliki pengaruh yang kecil terhadap kesehatan manusia  dibandingkan dengan faktor lingkungan dengan perawatan kesehatan. Stunting biasanya dimulai saat bayi masih dalam kandungan dan terlihat pada usia dua tahun.

Stunting merupakan ancaman besar bagi kualitas hidup manusia Indonesia dan ancaman terhadap  daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan perkembangan tumbuh anak stunting tidak hanya menghambat pertumbuhan fisiknya (sesak/kerdil), tetapi juga perekembangan otaknya, yang tentunya sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasinya  di sekolah, produktivitas informasi dan kreativitas di masa produktifnya. Penulis harap informasi ini dapat membantu para ibu mencegan stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anaknya. . Menurut penulis sendiri, pencegahan stunting dapat dilakukan bagi kita wanita dengan usia muda dengan selalu menjaga kesehatan, dengan pola makan yang baik , karena kita akan menjadi  seorang ibu yang seharusnya meningkatkan pola makan sehat untuk pencegahan stunting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline