Setelah bulan Februari Ketapels melaksanakan aksi komunitas pertama berupa berbagi nasi bungkus, maka bulan Maret, kami melanjutkan aksi itu. Bagi kami, penting untuk terus konsisten dengan renacana kegiatan yang positif sekecil apapun aksi itu.
Namun untuk aksi berbagi nasi bungkus bulan ini, kami melakukan sedikit perubahan. Tepatnya penyesuaian. Jika awalnya pembagian nasi dilakukan selepas Jum'atan, untuk sesiapa yang membutuhkan, seperti pemulung, pedagang ataupun mereka pekerja yang lewat.
Kali ini kami fokus, menyerahkannya untuk ibu-ibu dhuafa tua renta.
Ide ini sebenarnya tidak original, melainkan hanya mengikuti apa yang telah dilakukan oleh anggota Ketapels senior nan inspiratif berjiwa muda: Bu Ngesti Setyo Murni.
Iya, baik secara pribadi atau barengan bersama teman-temannya Buyang - demikian kami memanggilnya - sudah konsisten beberapa tahun belakangan melakukan aksi seperti ini.
Kenapa targetnya orang tua renta?
Sebagai Kompasianer yang sering melakukan kerja sosial, Buyang menemukan kenyataan bahwa di kampung-kampung dekat kompleks tempat tinggalnya, banyak ditemukan orang tua renta yang kurus.
Kondisi sepuh yang membuat Buyang sedih dan kasihan. Tidak bisa makan sendiri. Hanya menunggu jatah dari anak. Beruntung jika anaknya mampu dan tidak pelit.
Inilah usul inspiratif Buyang.
'Usul saya sih paKetu, kalau mau keliling cari ke rumah-rumah kumuh. Cari nenek-nemek atau kakek-kakek dhuafa yang sudah tidak bisa mengais rezeki.
Kalau polisi, tukang ojek dll. mereka mampu mencari rezeki.