Lihat ke Halaman Asli

Ketapels

TERVERIFIKASI

Komunitas Tangsel

[Ketapels Sharing Session 1] Mendapat Uang dari Ngeblog? Mengapa Tidak?

Diperbarui: 16 Januari 2017   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketapels Sharing Session 1 - How to be a Blogpreneur oleh Ani Berta | Foto: Teman Ketapels

"Menulis itu cuman hobi?"

Mungkin hal itulah yang banyak muncul di benak para penulis atau blogger yang baru berkecimpung di dunia tulis menulis. Cuman hobi. Namun belakangan, aktivitas menulis pun ternyata bisa mendatangkan uang dan menjadi mata pencaharian utama. Dengan modal keseriusan, kesungguhan dan integriti, beberapa orang sahabat beralih profesi menjadi seorang blogpreneur.

Undangan kegiatan | Foto: Teman Ketapels

Untuk mengetahui lebih jauh tentang Blogpreneur, maka Komunitas Kompasianer Tangsel Plus atau KETAPELS mengadakan "workshop" atau lebih tepatnya sesi berbagi - sharing session. Sesi ini diadakan hari Sabtu tanggal 14 Januari 2017 kemarin, dan diikuti lebih dari 15 orang peserta. Acara yang diselenggarakan di Oje Resto dan Bakery - depan Eka Hospital BSD ini, dibawakan oleh seorang blogger profesional yang telah meraih berbagai prestasi. Beliau adalah Ani Berta, akrab dipanggil Teh Ani.

Ani Berta sedang membawakan presentasi | Foto: Teman Ketapels

Dalam kesempatan ini, Teh Ani berbagai berbagai hal basic mendasar bagi seorang penulis atau blogger ketika akan lebih serius menjadi blogpreneur. Presentasi dimulai dari mengidentifikasikan siapa yang bisa menjadi blogpreneur, modal dasar apa untuk menjadi blogpreneur, apa langkah-langkah dasar menjadi blogpreneur, apa yang penting dilakukan dan juga peluang-peluang apa yang bisa diambil sebagai blogpreneur. Teh Ani membawakan presentasinya dengan runut, mudah dipahami dan dua arah. 

Diskusi berjalan menarik dan engaged | Foto: Teman Ketapels

Iya, sesi berbagi ini bukan sesi presentasi satu arah. Teh Ani justru membuka dan menerima pertanyaan dari audiens kapan saja, tidak harus menunggu akhir acara presentasi. Hasilnya adalah presentasi berubah menjadi sebuah diskusi yang hidup, tajam dan engaged. Acara dengan sepuluh slide kepunyaan teh Ani yang ringkas dan sederhana, dan diprediksikan hanya membutuhkan waktu satu jam sampai satu setengah jam, lalu berkembang menjadi full tiga jam. Tanpa ada yang mengantuk. Tanpa ada yang komplain. Semuanya terlibat. 

"Jarang lho acara workshop seinteraktif ini. Yang hadir semuanya niat untuk bener-bener belajar. Saya suka itu," demikian komentar Teh Ani.

Ketua Ketapels sedang memberi safety share - jalur evakuasi dan toilet. Sebuah kebiasaan baru | Foto: Teman Ketapels

Sharing session yang sangat pas memulai tahun 2017. Selain diskusi yang engaged dalam aktivitas itu, ada beberapa hal menarik yang bisa dicatat:

1. Diskusi dimulai tepat waktu

Suatu hal yang menjadi kebiasaan jika sebuah pertemuan molor dari waktu yang ditetapkan karena pesertanya datang terlambat. Akhirnya, untuk mengakalinya, panitia akhirnya memberi undangan dengan waktu satu jam sebelum acara dimulai. Hal yang sepintas bagus ini bagi kami adalah sebuah kebiasaan yang tidak bagus dan patut diubah. 

Untuk itu, Teman Ketapels bagian event (istilah kami EO), Mbak Agatha Mey, mengusulkan agar kegiatan dimulai tepat waktu. Usulan itu sangat disetujui ketua dan anggota komunitas. Rifki Feriandi, sebagai Ketua Ketapels, pun menekankan hal itu dalam pembukaan acara. Biarkan Ketapels, sebagai sebuah komunitas kecil, melakukan sebuah kebiasaan bahwa kegiatan harus dilakukan tepat waktu. 

Penghargaan buat Mbak Agatha yang secara serius memberi woro-woro kepada seluruh undangan untuk datang tepat waktu. Alhamdulillah, acara dimulai jam 09.15 pas. Lima belas menit diberikan karena memperhitungkan kondisi saat itu dimana hujan besar melanda daerah BSD.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline