Lihat ke Halaman Asli

kesya tahira

Mahasiswa

"Miracle in Cell No.7" Remake Indonesia : Kisah Haru yang Dekat di Hati Penonton Tanah Air

Diperbarui: 15 September 2024   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://jakarta.times.co.id

Film Miracle in Cell No. 7 adalah salah satu drama Korea yang paling ikonik dan mengharukan. Kisahnya yang menyentuh hati tentang seorang ayah dengan disabilitas intelektual yang berjuang untuk tetap dekat dengan putrinya di balik jeruji penjara telah memikat penonton di seluruh dunia. Popularitas film ini akhirnya melahirkan versi remake di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, versi Indonesia dari Miracle in Cell No. 7 tayang pada 2022 dengan aktor ternama Vino G. Bastian sebagai pemeran utama. Meski membawa nuansa lokal, film ini tetap setia pada esensi cerita aslinya. Namun, bagaimana hasil adaptasi film ini di layar Indonesia?

Alur Cerita dan Sinopsis Singkat

Versi Indonesia dari Miracle in Cell No. 7 menceritakan kisah yang sangat mirip dengan aslinya, dengan sedikit sentuhan lokal. Pria sederhana bernama Dodo Rozak (diperankan oleh Vino G. Bastian), yang memiliki keterbatasan intelektual, dituduh melakukan pembunuhan terhadap seorang anak kecil. Meski tidak bersalah, Dodo dijatuhi hukuman penjara dan ditempatkan di sebuah sel bersama narapidana lainnya.

Di balik jeruji, Dodo yang sangat menyayangi putrinya, Kartika, merindukan kesempatan untuk bisa melihatnya lagi. Para narapidana yang awalnya tidak peduli, lambat laun tergerak oleh ketulusan dan kasih sayang Dodo kepada anaknya. Mereka pun membantu Dodo agar bisa bertemu Kartika di penjara secara sembunyi-sembunyi. Dari sini, hubungan antara para tahanan semakin erat, dan kisah ini berkembang menjadi sebuah perjalanan emosional tentang cinta, persahabatan, dan keadilan.

Kelebihan Film Miracle in Cell No. 7 Versi Indonesia

Salah satu kelebihan utama dari remake Indonesia ini adalah akting dari Vino G. Bastian yang memerankan karakter Dodo dengan sangat baik. Vino mampu menggambarkan sosok Dodo yang lugu dan penuh kasih sayang tanpa terasa berlebihan. Emosi yang ditampilkan Vino begitu tulus, sehingga membuat penonton merasakan kehangatan hubungan ayah dan anak yang menjadi inti dari film ini.

Selain itu, sentuhan lokal dalam film ini cukup terasa, baik dari segi bahasa maupun budaya. Hanung Bramantyo berhasil menghadirkan setting Indonesia yang membuat film ini terasa lebih dekat dengan penonton lokal. Chemistry antara para pemain juga solid, terutama antara Vino dan Graciella Abigail, yang memerankan Kartika kecil.

Adegan-adegan yang menyentuh hati tetap dipertahankan dengan baik, seperti momen saat Dodo bertemu Kartika di penjara dan saat narapidana membantu mereka. Film ini juga berhasil memadukan elemen humor dan kesedihan, sehingga membuat penonton tertawa di satu momen, lalu meneteskan air mata di momen lainnya.

Kekurangan Film Miracle in Cell No. 7 Versi Indonesia

Namun, film ini tidak luput dari beberapa kelemahan. Salah satunya adalah durasi yang terasa sedikit panjang, terutama di beberapa bagian yang mungkin bisa lebih singkat tanpa mengurangi esensi cerita. Beberapa penonton mungkin merasa alur ceritanya agak lambat di paruh pertama film.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline