Lihat ke Halaman Asli

KS Story

PNS Asyk Bertani

Pejuang Mimpi Episode 48 Penilaian Orang Itu Relatif

Diperbarui: 19 Desember 2024   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan Menderas




Pejuang Mimpi Episode 48

Penilaian Orang Itu Relatif!

"Aku menempatkanmu sebagai bilangan prima. Sebentuk utuh yang tak bisa terbagi, kecuali untuk aku sebagai angka satu."

"Apa Kata Orang....?",
Kuat banget..., buktinya kamu masih bertahan sampai detik kamu membuat pernyataan ini.
Yang kamu maksud berat itu sudah menjadi porsi mu, yang berarti sesulit apapun hidupmu, kamu pasti bisa melewatinya. Seharusnya kamu tidak perlu khawatir dengan semua masalah yang terjadi, kalau hidup sudah tidak ada masalah, tidak ada cobaan, bukannya yang ditunggu hanya sebuah kematian?.

"Sedangkan Kata kita;
Ini tentang Harapan. Harapan yang kita sematkan di ujung luka, bukan berarti adalah yang mesti kita lupakan. Yang perlu kita jaga adalah hati kita, tatkala keinginan yang didasari nafsu mengalahkan realita. Terkadang, ada luka yang lebih sakit dibandingkan tusukan pisau di dada, adalah ketidakrasa bersyukuran terhadap setiap apapun takdir yang datang pada kita. Menyematkan impian di dinding kamar kita, menempelkan setiap harapan dan keinginan yang kian menggunung, namun kita tidak lah lupa, menyematkan pula rasa sabar dan syukur kita dengan dalam, di palung hati kita.
Mengingat selalu, apa yang kita inginkan belum tentu baik untuk kita, kita tidak tahu, Allah yang tahu. Membekali harapan dan impian dengan rasa sabar dan syukur, pun juga dengan keindahan iman yang nyata.

Penilaian Orang Itu Relatif! Jadi, kita berdua tidak terpaku pada "Apa Kata Orang". Apa jadinya..., jika dalam semua aspek kita tidak lepas dari orang lain? Termasuk dalam hal penilaian. Ketakutan akan pandangan atau penghakiman orang lain hanyalah terkait dengan keinginan untuk disukai semua orang setiap saat. Karena itu banyak orang sulit untuk mengekspresikan diri mereka yang sebenarnya.

Sedangkan aku, aku mengekspresikan diriku yang sebenarnya. Sometimes like this...,
"Ketika aku mencintaimu serupa angka delapan. Siklus terus menerus---tanpa menemui putus. Aku menyukai metode cinta yang kita punya. Ia berderet dengan rindu yang konstan, juga menautkan cemburu dalam logaritma yang kadang menipu mata. Terbentuklah degup di ujung jantung, dengan jumlah kuadrat yang terus berlipat".

"Apa Kata Orang....?",
Pasti kamu sedang berada di titik jenuh ya? Tidak masalah, mengeluh itu tidak dilarang kok, yang dilarang itu menyerah, tetap kuat untuk hari-harimu kedepannya, ya!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline