Lihat ke Halaman Asli

KS Story

PNS Asyk Bertani

Pejuang Mimpi Episode 38 KAU dan AKU

Diperbarui: 18 Oktober 2024   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi



Pejuang Mimpi Episode 38
KAU dan AKU

Aku telah menemukan sampulku. Bab pertama aku beri judul KITA, dan halaman pertamanya adalah Kau dan Aku.

Memories,
Selalu aku yang memulai..., mengajakmu bicara dalam percakapan manis kita yang tak melulu dalam pesan singkat. "Kamulah yang menghangatkan ceritaku di tengah dinginnya hujan yang menderas tadi malam. Dan kau akan melanjutkan pembicaraan singkat kita. Tentang apa-apa yang ada di isi kepala".

"Akan senantiasa ku ceritakan padamu, segala yang kulakukan dilingkungan baruku. Apapun itu. Tentang aku..., dan mereka.
Akan senantiasa ku ceritakan padamu, segala yang kulakukan di setiap harinya. Tentang bagaimana aku disini berjuang..., memerangi sejarah sedih..., lengkap dengan menikmati dinamika yang bernama kehidupan. Akan senantiasa aku meminta padamu; "Berilah aku peringatan, setiap kali aku mulai salah langkah...!".".

Kau dan Aku,
Selalu aku yang memulai..., mengajakmu bicara dalam percakapan manis kita yang tak melulu dalam pesan singkat. "Apakah perasaanmu masih sedalam yang kuharapkan? Meski aku selalu menangkap isyarat itu. Aku akan tetap bertanya itu, tanpa malu-malu. Karena hampir setiap hari, aku ingin seperti sahabat denganmu, partner bisnis terbaikmu".

"Semalam, saat kau meneguk kopi yang sengaja ku buat pahit, aku ingin mengatakan banyak hal padamu; "Adakalanya..., aku ingin lebih bijak darimu, meskipun pada kenyataannya justru kau yang sering aku tuntut. Ada harapan yang aku simpan disini. Setidaknya untuk perasaan-perasaan yang aku dan kau telah rasakan. Kemudian kita renungkan. Karena tulisan aku nanti, ini memang isi hati yang kadang tidak bisa diungkapkan begitu saja. Sebab, urusan cinta dan perasaan, aku tidak suka bertele-tele. Itulah sebabnya, aku selalu menulis, __untuk satu perenungan akan perasaan. Dan bagaimana mungkin, aku bisa begitu mudah melupakan hal-hal spesial yang sempat kita lewati bersama".

Tentang Kau dan Aku,
Selalu aku yang memulai..., mengajakmu bicara dalam percakapan manis kita yang tak melulu dalam pesan singkat. "Aku tak pernah tau, kenapa kita dipertemukan Tuhan dengan janji sehidup semati di bulan tujuh tahun dua ribu? Aku, juga tak pernah tau, kenapa harus denganmu pula aku berbagi kisahku. Toh, semua terjadi begitu saja. Meski sebenarnya aku percaya..., tak ada yang benar-benar terjadi begitu saja. Dan jika saat itu aku dan kau tidak berani menyatakan perasaan kepada orang tua kita. Kita pasti akan dihantui pertanyaan seumur hidup; apa kau pernah mencintai aku juga...?".

"Allah memang Maha Romantis, ya? Dia telah membuat aku dan kau belajar banyak hal tentang jatuh cinta, tentang menjaga perasaan..., tentang mengelola hati yang pernah terlanjur orang buat patah, hingga  jatuh dan belajar bangkit berjalan lagi, dan bahagia kembali".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline