Lihat ke Halaman Asli

Cerita Setangkai Hati

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luka? Terlalu sering hal itu kurasa. Diantara puing-puing nyata kehidupan yang ada, luka lebih sering menghampiri dibandingkan bahagia.

Manja? Itulah aku. Buah dari luka-luka itu. Namun banyak yang mengira aku lemah dengan kemanjaan itu. Aku wanita biasa. Seperti lagunya Ada Band "karena wanita ingin dimengerti". Meski pada kenyataannya, tidak mudah memang menemukan seseorang yang sejalan dan mengerti kita.

Mandiri? Siapa bilang aku tak mandiri? Diawal mungkin akan kau temukan setumpuk keluh dan kesahku, itu hanya untuk menarik perhatianmu. Namun, setelah itu kau akan tahu bahwa telah banyak kulalui cerita hidupku yang tidak mudah seorang diri.

Kuat? Episode-episode kehidupan yang kulalui membuatku mampu bertahan hingga saat ini. Bahwa aku seorang pengecut? Ya. Aku terlalu pengecut untuk tidak mengingat-NYA. Dia-lah kekuatan terbesar dalam hidupku.

Setangkai hatiku. Tak akan kubiarkan membeku. Dengan luka yang semakin penuh. Aku mampu. Bukankah Tuhan telah banyak memberi pilihan padaku, disaat yang lain tak memiliki pilihan? Hidupku ada ditanganku. Aku ingin bahagia. Dengan segenap rasa dan kekuatan yang ada, aku akan berusaha mewujudkannya.

Dapoer kata, 15 Desember 2011
Koki kata
Elia Noviyanti




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline