Lihat ke Halaman Asli

Negeri itu bernama Indonesia

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dekapan bayang bocah-bocah kecil yang bermain di jalanan. Ada sisi ruang hati yang terkoyak. Memimpin sebuah negeri yang penduduknya penuh angan pasti tidak mudah. Kaum terpelajar selalu mendapat prioritas apalagi yang borjuis. Sementara kaum pinggiran hanya mampu meringis sambil berangan jika saja mereka ada diposisi itu. Tidak sedikit yang menyalahkan Tuhan atau mengkritik para penguasa hingga berbusa mulutnya. Namun, adakah perubahan?

Nurani tidak bisa berdusta. Mulutmu berbusa mencaci yang menurutmu salah. Lalu, sudahkah kau tengok dirimu? Apa yang telah kau beri tuk negeri ini kawan? Negeri nan elok bak surga dunia namun tak terjaga. Jangan bicara mereka salah atau mencari siapa yang salah, jika kau masih membuang sampah sembarang. Jika kau masih melihat pengemis dan anak jalanan dibiarkan terlantar.

Lukamu luka mereka juga lukaku. Untuk apa kita saling menghujat. Kadang pengemis pun masih disalahkan karena dianggap merusak pemandangan atau disebut malas. Padahal mereka mengemis bisa jadi juga karena ulah kita yang tidak perhatian. Mari kita berjabat erat saling bergandengan tangan. Jika jauh tautkan hati kita buat sebuah gerakan kesadaran bahwa kita "PEDULI INDONESIA".

Dapoer kata, 19 November 2011
Koki Kata
Elia Noviyanti




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline