Lihat ke Halaman Asli

Komunitas Melingkar yang Menjadi Minoritas

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski baru dua hari aku resmi menjadi karyawan di perusahaan ini, tapi mencoba mengenali apa dan bagaimana situasi serta kondisi di sini telah kulakukan sejak sebulan yang lalu saat pertama kali mengantar adikku. Mengingat keinginan terbesarku untuk kembali "hijrah" setelah sebelumnya hijrahku tak mampu bertahan karena kekuasaan ditempat bekerja dan tidak mempunyai waktu untuk tarbiyah, maka aku pun mulai mencari komunitas melingkar. Pakaian taqwa dengan jilbab melebihi dada dan kaos kaki lengkap menjadi ciri mereka. Tidak mudah memang menemukan mereka, karena diantara puluhan ribu karyawan mungkin jumlah mereka hanya lima persennya saja. Miris, tapi itulah adanya. Bahkan menurut keterangan seorang teman banyak dari karyawan yang sebagian besar perempuan adalah psk. Sedih dan terkejut. Aku harus berjuang bertahan diantara ribuan orang dan daerah islami yang kejahatan mulai dari kasus pencurian hingga seks bebas merajalela.

Dia memang maha adil dulu ketika aku merindu dan mudah untuk menemukan komunitas melingkar, pekerjaan membelenggu bahkan untuk sekedar makan saja aku tak ada waktu. Kini, ALLAH memberi jawab semua do'aku. ALLAH beri waktu aku luang dihari sabtu dan minggu untuk menemukan komunitas melingkar yang sangat kurindu. Alhamdulillah...sebentar lagi aku akan bergabung dengan mereka. Semoga aku mampu istiqomah. Amin.

Dapoer kata, 12 November 2011
Koki kata
Elia Noviyanti




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline