Lihat ke Halaman Asli

Roda Kehidupan

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang-orang bilang, hidup itu seperti roda. Selalu berputar jika dijalankan. Kadang di atas kadang di bawah, mengikuti arah putarannya. Bukan tanpa hambatan. Halangan pastilah ada agar roda sampai tujuan. Entah itu paku, duri, batu ataupun roda-roda yang lainnya. Allah seperti tengah menyadarkanku dari "kelumpuhan" untuk segera bangkit dan kembali menjalankan roda kehidupanku. Dan aku pun kembali belajar malam ini.

Adalah sebuah warung bakso yang amat terkenal dijamannya. Warung bakso itu telah ada sejak aku dilahirkan ke dunia 26 tahun yang silam. Sudah cukup tua usianya. Pada masa kejayaannya, untuk menikmati semangkuk bakso yang menurutku cukup enak itu terkadang aku harus mengantri. Puluhan karyawati siap melayani para pembeli. Jutaan rupiah pun masuk ke kantong sang pemilik. Semua etalase berisi penuh barang dagangan seperti susu, keripik, dan lain-lain.

Malam ini setelah hampir satu tahun, aku kembali berkesempatan ke tempat ini. Warung bakso yang kini telah menjadi ruko bakso berlantai dua. Tapi, ada yang berubah. Warung itu kini tampak lengang dan sepi. Aku tak lagi perlu mengantri untuk dapat menikmati makanan kesukaanku ini. Etalase-etalase itu kini tak lagi berisi. Debu-debu pun dengan nyaman menghuni. Entah sudah berapa lama ia tak diusir pergi. Karyawatinya pun kini hanya empat orang saja. Bahkan kini, sang pemilik ikut melayani. Padahal dulu hampir tak pernah ku jumpai ia melayani.

Entah apa penyebabnya. Pastilah butuh kerja keras untuk merubah warung kecil menjadi ruko besar seperti sekarang ini. Namun ternyata, gagahnya ruko itu tak segagah kejayaannya dulu. Bahkan di tengah gosip sunter sang pemilik punya jimat, warung itu tetap ramai. Sayang, semuanya kini telah berlalu.

Dari sini aku belajar dan mempunyai sebuah motivasi. Bahwa mempertahankan itu tidak semudah memulai. Di tengah menjamurnya warung bakso di desaku, tidak hanya kerja keras yang dibutuhkan. Tapi juga harus pandai berinovasi dan kreative. Mencipta peluang-peluang baru, bukan sekedar mempertahankan saja. Karena konsumen sekarang pandai dan jeli. Semoga roda warung bakso itu segera berputar dan melaju kembali. Amin.

Seperti aku yang terus berusaha melajukan rodaku.

Semoga bermanfaat.

Dapoer kata, 26 oktober 2011
Koki Kata
Elia Noviyanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline