Lihat ke Halaman Asli

Unik, Ini Foto KeSEMaT Upacara Bendera di Lumpur Mangrove

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MANGROVEMAGZ. Hai, Magzrover! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Kata itulah yang sering kita dengar di Hari Kemerdekaan RI yang ke-69 ini. Muda, tua, dan remaja merayakannya dengan berbagai macam cara. Pasang bendera, gelar lomba-lomba, semua orang ceria merayakannya.

Nah, ada salah satu yang unik di hari ini, Minggu 17 Agustus 2014. Sekelompok mahasiswa peduli mangrove yang berasal dari Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur (KeSEMaT), menggelar Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia dengan cara yang berbeda. Bila pada umumnya orang-orang menggelar upacara di lapangan, maka mereka menggelar upacara di lumpur mangrove, tepatnya di area hutan mangrove Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang.

Dinuarca E. W. (Presiden KeSEMaT)

Bekerja sama dengan masyarakat setempat, Dinuarca E. W. (Presiden KeSEMaT) menggelar upacara ini untuk mengkampanyekan mangrove kepada masyarakat luas. “Kegiatan ini memang rutin kami lakukan setiap tahun. Sekaligus merayakan kemerdekaan Indonesia,” ungkap Dinuarca disela-sela persiapan upacara. Dia menambahkan, “Kami harap juga, dengan diadakannya kegiatan ini, masyarakat akan tahu tentang fungsi dan manfaat mangrove, laju kerusakannya, dan juga akan bisa lebih familiar dengan hutan mangrove, yang memang hidup dipesisir pantai.” Bersama 11 anggotanya, KeSEMaT memulai upacara ini pada pukul 09.00 WIB. Walaupun kondisi kedalaman lumpur di area tersebut mencapai satu meter lebih, namun tidak menyurutkan semangat mereka untuk melaksanakan upacara dengan hikmat.

Prosesi pengibaran bendera merah putih.

Prosesi upacara di lumpur mangrove ini sama dengan upacara pada umumnya, yang membedakannya adalah mereka harus rela terendam setengah badan oleh lumpur mangrove dan air yang menggenanginya. Bahkan, ada salah satu peserta yang seluruh tubuhnya terendam oleh air karena postur tubuhnya yang kurang tinggi. Kondisi dilokasi upacara banyak didominasi oleh Rhizophora sp. Lokasi yang menjadi area upacara tersebut merupakan lahan tambak bandeng milik bapak Ali Imron (salah satu aktivis mangrove di Mangunharjo). Secara berurutan, acara dimulai dari pembukaan, laporan pemimpin pasukan, dilanjutkan dengan pengibaran bendera, pembacaan teks proklamasi, mengheningkan cipta, dan terakhir pembacaan doa. Yang paling unik adalah, pada saat petugas pengibar bendera bergerak maju untuk menuju tiang bendera, mereka harus berusaha ekstra untuk berjalan dengan tegak dan beriringan. Apa pasal?, karena seolah-olah lumpur rawa mangrove menarik kaki kecil mereka saat merengsek ke depan. Bahkan, terdapat kepiting yang nemplok ke salah satu petugas pengibar bendera. Kepiting tersebut menempel dan berjalan-jalan kearah punggungnya. Namun, untuk menjaga suasana tetap hikmat pada saat upacara, hal itu pun diacuhkannya. Upacara yang berakhir pukul 10.00 WIB ini, ditandai dengan berkibarnya bendera merah putih di area mangrove tersebut. Himas, salah satu peserta upacara mengatakan, “Ini merupakan pengalaman pertama saya upacara di lumpur mangrove, dan rasanya sangat berbeda. Pokoknya, tahun depan saya mau ikutan lagi!” ujarnya senang. Semoga dengan adanya kegiatan ini, dapat memberikan inspirasi bagi seluruh mangrover diseluruh Indonesia, bahkan dunia. Sampai jumpa di liputan Upacara di Lumpur Mangrove tahun 2015! Penulis: Redaksi MANGROVEMAGZ | Twitter: @MANGROVEMAGZ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline