Lihat ke Halaman Asli

kesatria sughani

Guru, Penulis, Desainer, Ilustrator, freethinker

Orang Baik Itu Menderita?

Diperbarui: 16 Januari 2021   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Apakah Anda termasuk orang baik dan merasa hidup ini penuh dengan penderitaan?

Saya pernah menemukan dalam sebuah buku, seorang Psikolog, Sigmund Freud pernah berkata, “Manusia hidup hanya diliputi penderitaan dan di akhiri dengan ketidakpuasan.” Sejalan dengan itu, dalam riwayat orang-orang Persia pernah dikisahkan seorang  raja bernama Zahire yang memanggil para sejarahwan dan memerintahkan mereka menulis sejarah manusia. 

Ketika selesai ditulis, ditemukan begitu banyak tumpukan buku yang dibawa dengan kereta-kereta besar. Raja Zahire merasa dirinya tidak akan sempat membacanya. Ia meminta sejarah manusia itu disingkat lagi. Akhirnya dibuat menjadi 3 gerobak. Karena dianggap masih terlalu banyak, maka ditulislah dalam 3 buku. Itu pun Raja sudah sakit dan akan segera meninggal dunia. 

Ia sedih karena di penghujung usianya, ia masih tidak bisa mengetahui sejarah kehidupan manusia. Namun seorang sejarahwan senior berkata, “Saya bisa menceritakan kepada Anda dalam tiga kalimat,” Raja pun nampak berbinar-binar. Ia meminta sang Sejarahwan senior menyebutkan tiga kalimat itu, “Bahwa tiga kalimat itu adalah: Manusia itu lahir. Kemudian menderita. Lalu mati.”

Tak puas dengan itu, saya membuka kitab-kitab hadits dan menemukan sebuah hadits yang kurang lebih berbunyi: “Sesungguhnya, orang yang paling menderita di dunia ini adalah para nabi. Dan di antara para nabi, yang paling menderita adalah aku (Nabi Muhammad).” Bagaimana tidak, sejak lahir sudah yatim. Tidak lama kemudian menjadi piatu. Ia harus hidup dengan kakeknya. Saat sedang sayang-sayangnya dengan sang kakek, lalu Tuhan memanggil Kakeknya itu. Maka hiduplah ia dengan pamannya Yang hidupnya sangat sederhana. 

Kemudian beliau bekerja sejak usia 12 tahun. Setelah dewasa, ia merasakan tekanan batin terhadap permasalahan masyarakat yang membuatnya harus pergi ke gua Hira untuk merenungi kekacauan masyarakat dan kezaliman di dalamnya. Setelah itu, ia diperintahkan berdakwah, melawan tradisi yang sudah ada. Harus rela dijadikan musuh oleh paman-pamannya yang menolak. 

Ia juga harus menerima kehilangan Istrinya tercinta yang meninggal ketika mendampingi beliau. Ia juga melihat orang-orang yang ia sayangi lainnya meninggal dunia. Dia dikenal jujur, semua orang mengakuinya, tetapi ketika ia bicara soal Agama, maka seketika itu dituduh Gila. Belum lagi peristiwa-peristiwa saat beliau hendak wafat. Beliau harus merasa sedih dan terus mengingati umatnya, “Umati, umati...”

Dalam Kitab Najh Al Balaghah disebutkan oleh Khalifah keempat Islam, Ali bin Abuthalib kw., “Bahwa mereka (orang-orang saleh) memiliki penderitaan yang ‘khas’. Tak cukup, saya pun membuka Quran dan menemukan dalam surah An Naziat yang berarti: “orang-orang yang takut pada Tuhan dan menahan diri dari hawa nafsunya, surgalah tempat tinggalnya.” Bahwa orang-orang baik, cirinya ’takut’, selalu dalam kondisi waspada, tidak boleh tenang (entah tekanan kecil maupun besar), dan ’menahan diri’ Atau sabar yang menurut banyak orang disebut sebagai sesuatu yang sulit karena tidak banyak orang yang benar-benar bisa tahan untuk bersabar. Bahkan saya pernah mendengar kurang lebih pernyataan seperti ini, “Bahwa dunia ini surga bagi orang jahat dan neraka bagi orang baik.” Wallahualam bishawab.

Dalam agama lain, contoh saja Sidartha Gautama, tokoh suci Agama Budha ini juga memiliki kisah penderitaan yang tidak jauh berbeda. Dikisahkan bawah Sidartha Gautama ini merupakan keturunan raja yang telah memiliki kekayaan dan kedudukan. Namun beliau lebih memilih keluar dari istana dan hidup dengan ketakutan dan kerja keras. Ia hidup dalam penderitaan hingga akhirnya memperoleh ‘pencerahan’.

Dalam agama Kristen, Yesus atau Nabi Isa, Beliau menjalani hidupnya dengan diawali oleh fitnah (dituduh anak zina), dilanjutkan dengan penolakan, dan diakhiri dengan pengorbanan. Nyaris hidupnya berisi penuh dengan penderitaan. 

Dalam ilmu bisnis, disampaikan oleh Stephen Covey dalam Buku 7 Kebiasaan Efektif kurang lebih seperti ini: Bahwa orang-orang sukses adalah orang-orang yang melakukan banyak hal yang tidak disukainya. Mereka tidak suka bangun pagi, namun harus Memaksakan diri bangun pagi. Saat orang seusianya bersantai, ia harus bekerja keras. Saat orang menyerah dan mencari zona nyaman, ia bersikeras untuk keluar dari zona nyaman demi meraih hal yang lebih besar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline