"Satu-satunya kebaikan adalah pengetahuan dan satu-satunya kejahatan adalah ketidaktahuan" (Socrates)
Di masa kecil, saya pernah berpikiran sempit, bahwa ilmu identik dengan sekolah. Tapi kemudian, cara pandang saya sepertinya berbelok.
Situasi sosial, politik, budaya, ekonomi, dan dinamika keyakinan agama, membuat cara pandang ini berubah.
Seperti misal nama rumput lulangan, katimas, teki, bandotan, gletang (getasan), tembelekan, lanji dan lain sebagainya. Nama-nama tersebut terlewat begitu saja meski menjadi bagian dari biografi hidup.
Kini, saya justru penasaran dengan rumput-rumput itu. Saya kerap menanyakan kembali nama-nama tersebut kepada orang tua saya, yang sebagian besar jenis rumput itu masih dianggap sebagai gulma.
Ya, hanya dianggap gulma.
Tanaman Remeh-temeh
Ada bulur pengetahuan untuk mengetahui lebih jauh gulma-gulma itu lebih rinci. Kemana menuntaskan bulur pengetahuan tersebut? Tentu saja dari internet.
Dan, saya tidak pernah menyangka jika gulma-gulma itu memiliki banyak manfaat, entah itu untuk kesehatan atau manfaat lainnya.
Rumput lulangan sebagai misal. Rumput ini dapat tumbuh di berbagai tempat. Dulu ketika saya kecil, lulangan banyak bertumbuhan di jalanan yang belum beraspal.