Lihat ke Halaman Asli

Wayan Kerti

Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Masalah Membaca dan Solusinya

Diperbarui: 4 Juli 2021   04:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah Membaca dan Solusinya (https://pxhere.com)

Membaca merupakan proses yang sangat kompleks. Dalam proses membaca, kita berupaya memahami makna teks atau bacaan. Dalam kegiatan membaca kita akan memperoleh informasi penting, yakni informasi visual yang berupa semua unsur tulisan yang ada dalam teks bacaan. Di samping itu, membaca merupakan suatu keterampilan yang memerlukan suatu latihan yang intensif, dan berkesinambungan.

Aktivitas dan tugas membaca merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena kegiatan ini akan menentukan kualitas dan keberhasilan seorang siswa sebagai peserta didik dalam studinya. Pada hakikatnya, membaca itu adalah tindakan memahami ide pesan penulis melalui interaksi dengan teks tulis dengan melibatkan informasi visual dan informasi nonvisual.

Tujuan membaca itu sendiri sangat bervariasi atau berbeda-beda. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan, kondisi, dan situasi membaca itu sendiri. Dengan demikian, faktor kebutuhan, kondisi, dan situasi membaca sangat memengaruhi pembaca dalam menetapkan tujuan membaca. 

Baca juga : Menulis dan Membaca adalah Pasangan Tak Terpisahkan

Secara umum, tujuan membaca adalah untuk memperoleh informasi yang tersaji dalam wacana tulis. Dengan memahami apa yang dibaca, pembaca berarti meperoleh informasi dari teks yang dibaca tersebut, yaitu informasi referensial (faktual), informasi kognitif (intelektual), dan informasi afektif (emosional).

Akan tetapi, data yang menunjukkan bahwa penduduk Indonesia 98% bisa membaca sepertinya merupakan sebuah capaian yang sangat hebat. Sejatinya, capaian itu baru pada angka "bisa membaca". Berdasarkan data Word Bank's Indonesia Economic Quarterly Report edisi Juni 2018, penduduk Indonesia sesungguhnya 55% masih mengalami "buta huruf secara fungsional".

Artinya, kemampuan membaca penduduk Indonesia ternyata baru sanggup membaca pada level bisa membaca, tetapi belum sanggup memahami bacaan dengan baik dan benar, belum bisa membuat simpulan, tidak mampu mencari ide pokok tulisan.

Bahkan belum bisa membedakan apakah tulisan yang dibacanya mengandung kebenaran atau hoax, dan lain sebagainya. Dari data di atas, secara otomatis para siswa di Indonesia pun kemampuan membacanya tergolong masih sangat rendah pula.

Baca juga : Kenapa Anak Perlu Membaca Buku di Era Digital dan Pandemi Covid-19?

Sementara itu, pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang SMP/MTs, khususnya pada Kurikulum 2013 berbasis teks. Tuntutan kurikulum ini yakni bahwa setiap kompetensi yang diajarkan memanfaatkan teks sebagai media penyampaian informasi tersebut. Itu artinya, kemampuan membaca menjadi hal terpenting dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Pembelajaran membaca penting diberikan agar siswa mampu membaca yang sesungguhnya yaitu mampu memahami isi bacaan dengan menangkap berbagai informasi secara cepat, tepat, dan akurat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline