Lihat ke Halaman Asli

Wayan Kerti

Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Memaksimalkan "Editing" Tulisan

Diperbarui: 30 Juli 2018   04:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi: livescience.com

Perlukah sebuah tulisan diedit? Jawabannya jelas, sangat perlu. Menulis itu adalah mengungkapkan isi pikiran dan membiarkannya mengalir sesuai pikiran kita. Karena itu, menulis menjadi mudah. Namun, agar tulisan kita menjadi tulisan yang berkualitas perlu adanya proses editing. Mengedit tulisan itu lebih sulit karena perlu adanya proses berpikir yang komprehensif, teliti dan hati-hati, sehingga menghasilkan tulisan yang bermutu dan bermanfaat bagi diri penulis maupun orang lain.

Setelah tulisan selesai, sebelum dipublikasikan melalui media cetak atau elektronik perlu diedit oleh penulisnya sendiri. Jika tulisan diterbitkan di media cetak atau dibukukan pada penerbit mayor, maka tulisan tersebut akan diedit lagi utamanya ejaan dan tanda bacanya.

Ada beberapa langkah proses editing tulisan, seperti berikut ini.

1. Edit isi, sebelum tulisan dipublikasikan maka penulis wajib melakukan tindakan edit isi agar tulisan menjadi baik dan benar. Yang bisa mengedit isi adalah penulis karena penulislah yang mengetahui pesan yang ingin disampaikan kepada pembacanya. Kelebihan atau kekurangan satu kata saja akan bisa menimbulkan bias persepsi di kalangan pembaca.

2. Edit gaya bahasa, edit ini perlu dilakukan agar terjadi kesesuaian atau keselarasan gaya bahasa tulisan kita. Jika berawal dari gaya bahasa formal agar tetap konsisten dengan gaya bahasa formal dari awal sampai akhir, begitu pula sebaliknya.

3. Edit kosa kata, edit ini perlu dilakukan agar tidak terjadi pengulangan kosa kata pada tulisan kita. Jika itu terjadi, bisa menimbulkan kejenuhan, kebosanan. Ketidaksesuaian kosa kata bisa membingungkan pembaca. Misalnya, terlalu teknis atau banyak unsur serapan bahasa daerah. Untuk itu, kosakata terpilih perlu disesuaikan dengan sasaran pembaca tulisan itu sendiri.

4. Edit paragraf, proses edit ini perlu dilakukan agar tulisan membentuk satu kesatuan makna, tidak terlalu panjang, juga tidak terlalu pendek. Kadang kala, pada tulisan terjadi ketidak koherenan di dalam paragraf maupun antar paragraf yang bisa membingungkan, mengaburkan, dan bisa menimbulkan persepsi lain di kalangan pembaca.

5. Edit sistematika, edit pada bagian ini juga penting agar antar bagian dalam tulisan kita nyambung, misalnya antar subbab dan antar bab satu dengan yang lainnya.

6. Edit ejaan dan tanda baca, editing ejaan dan tanda baca sangat penting agar tulisan kita menjadi baik dan benar. Baik artinya tulisan itu memberikan manfaat serta mudah dipahami oleh pembaca sasaran, tidak menimbulkan konflik, tidak berbau sara, dsb. Benar, artinya tulisan kita berada pada rambu-rambu penulisan yang sesuai dengan kaidah pada KBBI maupun EYD.

7. Editing akhir, yaitu mengedit secara menyeluruh tulisan itu, sehingga kita merasa tulisan kita dianggap "sempurna", sebelum edit terakhir di meja editor penerbitan.

Jadi, tulisan sebelum dipublikasikan perlu diedit oleh penulisnya sendiri, walaupun jika tulisan itu akan diterbitkan juga akan diedit kembali oleh tim editor. Pentingnya proses editing tulisan agar pesan yang disampaikan oleh penulis bisa ditangkap dengan baik oleh pembaca, tanpa menimbulkan persepsi lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline