Pada hari Minggu, 6 Desember 2020 malam, 1,2 juta dosis vaksin Sinovac yang diimpor oleh Pemerintah Republik Indonesia sudah sampai di Jakarta. Tentu hal ini merupakan kabar baik karena mengimpor 1,2 juta dosis vaksin adalah langkah awal yang sudah dilakukan pemerintah dalam mengupayakan vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
Kabar yang lebih baik datang pada hari Rabu, 16 Desember 2020, di mana Presiden Joko Widodo melalui akun Sekretariat Presiden di YouTube mengumumkan warga Republik Indonesia tidak perlu membayar biaya vaksin COVID-19 alias gratis.
Keputusan tersebut diambil setelah menerima banyak masukan dan melakukan perhitungan terutama mengenai keuangan negara. Presiden pun memberikan instruksi kepada seluruh jajaran kabinet hingga pemerintah daerah untuk memprioritaskan vaksinasi kepada masyarakat pada tahun anggaran 2021.
Gratisnya vaksin adalah suatu hal yang sangat patut diapresiasi. Hal yang menarik untuk dibahas mengenai pernyataan pemerintah adalah target pemerintah dalam vaksinasi, yaitu untuk memberikan vaksin kepada 70% warga Indonesia atau sekitar 182 juta orang. Belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai bagaimana angka 70% didapat dan seperti apa aplikasinya kepada jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak.
Pemerintah tidak menjelaskan bagaimana angka 70% didapat karena dari publikasi World Health Organization (WHO) terakhir tidak disebutkan berapa persentase yang dibutuhkan untuk mencapai herd immunity COVID-19. Angka 70% sendiri bukan batas minimal yang tertinggi. Vaksinasi measles, misalnya, membutuhkan vaksinasi kepada 95% populasi untuk mencapai herd immunity.
Namun, basic reproduction number (R0) dari measles memang tinggi yaitu sekitar 12--18. Untuk COVID-19, belum ada angka pasti R0, tetapi salah satu jurnal menyebutkan range antara 2,5--4 pada negara dengan geografi yang umum.
Di Perancis, pada bulan September 2020, R0 COVID-19 adalah 3. Di Indonesia pada bulan Juni 2020, R0 COVID-19 diklaim 1,1 oleh Windhu Purnomo, epidemiolog Universitas Airlangga.
Sayangnya, di negara seperti Indonesia, angka R0 tidak dapat dipercaya. Pada bulan Juni tersebut, Indonesia dikatakan memiliki laju testing sekitar 1235 per 1 juta penduduk, salah satu laju terlambat dibandingkan dengan negara di seluruh dunia.
Negara tetangga Indonesia yaitu Malaysia saja sudah mencapai laju 17000 per 1 juta penduduk. Minimnya jumlah testing tentu membuat angka R0 Indonesia tidak dapat digunakan untuk keperluan lebih lanjut. Apabila mengambil angka R0 4 dari salah satu jurnal di atas, angka minimal dari vaksinasi yang dibutuhkan adalah:
Persentase penduduk yang butuh divaksinasi = (R0-1)/R0 = 3 / 4 = 75%