Lihat ke Halaman Asli

Kertas Putih Kastrat (KPK)

Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022

Kematian George Floyd, Pelatuk bagi Negeri untuk Kembali Mengevaluasi Brutalisme Aparat terhadap Papua (Bagian Kedua)

Diperbarui: 12 Juni 2020   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Tude R. Standar ganda orang Indonesia sikapi rasisme. Indonesia: Suara Papua; 2020 May [cited 2020 Jun 11].

Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa pola konsisten dari kekerasan dan pembunuhan oleh aparat di Papua, yakni: 

(1) Sebagian besar korban adalah laki-laki dan warga sipil, 

(2) TNI dan polri adalah agen utama dari kekerasan dan pembunuhan, 

(3) Aparat mengabaikan prinsip demokrasi dan prosedur hukum, 

(4) Teknik penyiksaan fisik tidak mahal dan tidak memerlukan keterampilan, seperti pukulan dan tendangan, 

(5) Banyak korban yang disiksa di tempat terbuka, bukan di tempat yang bersifat privat, 

(6) Penyiksaan di Papua seringkali dijustifikasi oleh aparat atas dasar tuduhan yang belum terbukti kebenarannya.

Beberapa Kecacatan yang Sering Ditemui Dalam Proses Penindaklanjutan Kasus Brutalisme Aparat di Papua

Dengan menelaah kembali kasus-kasus kekerasan aparat yang terjadi di Papua, terdapat beberapa kecacatan yang repetitif dalam pelbagai penindaklanjutannya, antara lain yakni:

a. Hukuman pelanggaran prosedural yang sangat ringan atau bahkan nihil menjadikan aparat tidak jera dalam melakukan kekerasan secara sengaja

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline