Lihat ke Halaman Asli

Keristin Oktalia

Mahasiswi Stikom Bandung

Kurangnya Minat Baca pada Generasi Pelajar

Diperbarui: 18 Agustus 2018   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membaca adalah suatu kegiatan yang sering dilakukan untuk menggali ilmu pengetahuan dari apa yang dicari dan apa yang dialami.Terutama di kalangan pelajar. Membaca dapat berupa buku pelajaran, buku komik, buku novel, puisi, media cetak, media online ( internet ),  dan masih banyak lagi.

Namun sayangnya, minat baca generasi muda zaman sekarang terbilang minim. Hal itu dikarenakan generasi zaman sekarang lebih tertarik dengan teknologi canggih, terutama yang sifatnya menghibur seperti  bermain gadget, games online, chatting,  menonton video atau film daripada membaca, dan hal lainnya seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dibandingkan membaca. 

Bahkan menurut hasilpenelitian UNESCO ( 2016 ), tingkat minat baca di Indonesia hanya 0,001%. Artinya dari 1000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Sungguh mengkhawatirkan bukan? Lalu, apa yang menyebabkan hal demikian?

Riset berbeda bertajuk "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.

Ini artinya, Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Sungguh menyedihkan. Padahal membaca merupakan salah satu kegiatan yang mengasyikkan karena dapat menginformasikan, mendidik, menghibur, dan membuat seseorang yang tidak tahu menjadi tahu tentang suatu hal.Kurangnya membaca dapat memberikan dampak negative bagi generasi muda, diantaranya:

1. Banyak mengalami masalah dalam memahami, menguasai, meneruskan, serta menggunakan ilmu pengetahuan serta teknologi untuk menghasilkan produk-produk berkualitas.

2. Minimnya wawasan dan keilmuan yang terbatasakan mengkerdilkan pola piker sehingga mereka mudah dipengaruhi oleh berbagai doktrin dan pemahaman negatif.

3. Kurang membaca akan menyebabkan kreatifitas seseorang tak berkembang. Seperti yang kita ketahui bahwa pola piker kreatif akan terwujud bila yang bersangkutan mengembangkan pola piker serta mampu merespon lingkungan sekitar dengan cepat dan hal ini bias dilatih dengan kegiatan membaca. Ide - ide kreatif yang muncul tentu bias membuat seseorang menjadi lebih produktif atau memberikan manfaat tak hanya bagi diri sendiri melainkan juga orang - orang di sekitarnya.

4.Dampak bila tidak memiliki Minat baca berikutnya adalah tak mengetahui informasi teraktual sehingga mengalami kesulitan untuk meningkatkan kualitas diri.

5. Ketidaktahuan karena enggan menambah ilmu pengetahuan serta meng-upgrade diri dengan informasi terbaru akan menimbulkan ketidak pedulian. Lambat laun hal ini akan membuat yang bersangkutan menutup diri dan sibuk dengan dunianya sendiri serta mengabaikan lingkungan sekitarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline