Pada semester kedua terdapat mata pelajaran yaitu kewarganegaraan. Dosen yang mengajar mata kuliah ini adalah Pak Edi yang pada semester pertama menjadi dosen Pancasila. Mata kuliah ini sebenarnya mirip dengan mata kuliah Pancasila pada semester pertama. Dalam hal ini kita diminta untuk menulis artikel. Berbeda dengan semester sebelumnya, pada semester ini kita menulis tentang sebuah penelitian atau pengamatan langsung di masyarakat yang kemudian ditulis dan kemudian diperhatikan di media sosial.
Tugas pertama yang Pak Edi berikan kepada kami saat itu adalah menulis artikel tentang salah satu temannya yang kuliah di Universitas Islam Negeri Malang. saat itu saya menulis tentang teman saya, Fahmi Hakiki. dia adalah seorang pemuda yang lahir di Kediri. Saya mewawancarainya tentang cita-cita kepribadiannya dan sebagainya. Tidak ada yang istimewa dari kepribadiannya. Dia memang suka bergaul dengan orang lain, tetapi tidak banyak bicara. Sangat sulit untuk memulai percakapan dengan orang lain. apalagi dengan orang baru. Butuh waktu lama bagi orang ini untuk menjadi dekat dengan orang baru. Tetapi jika dia dekat dengan orang lain, dia dapat dengan mudah memulai percakapan. Ya, mungkin banyak orang yang seperti ini.
Tugas kedua yang Pak Edi berikan saat itu adalah kami disuruh menulis artikel tentang ibu kami. Ibu adalah orang yang membawa kita ke dunia. Ibuku adalah wanita yang sangat aku cintai. Dia adalah wanita yang membesarkan saya, merawat saya, mendidik saya, dan orang yang paling saya kagumi. Dia adalah wanita yang sangat tangguh, penyayang, sabar, pantang menyerah, dan cinta yang tak pernah berakhir untukku. Menurut saya, kasih sayang ibu tidak pernah dibayar dengan apapun selain bagaimana kita bisa membuatnya bangga.
Tugas ketiga yang diberikan Pak Edi saat itu adalah kami disuruh menulis artikel tentang bapak kami. Ayah adalah pahlawan dan keluarga. Karena ayah bertindak sebagai kepala keluarga, maka ayah bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dalam rumah tangga. Ayah adalah orang yang mencari nafkah, ayah juga membagi waktunya untuk menjadi pasangan yang hebat bagi ibu dan juga orang yang penyayang bagi anak-anaknya.
Tugas keempat dan kelima yang diberikan merupakan tugas yang menarik karena dalam tugas ini Pak Edi memberikan tugas mereview tempat ibadah atau agama lain selain Islam. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar. Indonesia memiliki banyak pulau yang dipisahkan oleh laut. Indonesia juga memiliki banyak suku, agama dan budaya. Di sana saya membahas toleransi beragama di sekitar Gereja Santa Maria Blitar.
Tugas keenam yang diberikan adalah membahas tradisi dari daerah asalnya masing-masing yang dilaksanakan selama bulan Ramadhan. Di desa saya ada tradisi menyambut bulan Ramadhan yang disebut "Unggahan". Unggahan adalah semacam tradisi menyambut bulan Ramadhan di Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Menurut pemuka agama di desa saya, pengunggahan sudah dilakukan secara turun temurun di desa ini sejak zaman dahulu sebelum puasa.
Tugas ketujuh kami adalah membahas pemilu di Indonesia, dimana saya mengobrol dengan Pak Zainal Arif, yang pernah menjadi salah satu penanggung jawab pemilu di Indonesia.
Tugas kedelapan Pak Edi adalah membuat artikel tentang kepedulian terhadap orang yang membutuhkan. inilah sosok Pak Sugiantoro, seorang pemulung yang bekerja keras menyekolahkan anak-anaknya.
Tugas kesembilan Pak Edi adalah membuat artikel tentang guru ngaji kita. Pak Ilham dia adalah guru Quran saya. Dia sangat baik, sabar dalam mengajar. Ia juga sering memberikan hadiah kepada murid-muridnya yang bisa menghafal surat-surat pendek atau doa-doa harian. Ia juga mengajarkan bagaimana sopan santun seorang santri kepada gurunya.
Menurut saya, tugas yang diberikan oleh Pak Edi ini sangat bermanfaat, karena disini kita sebagai mahasiswa dapat melakukan penelitian dan observasi terhadap objek atau fenomena yang ada di masyarakat atau di sekitar kita. Semoga ilmu yang diberikan Pak Edi bisa bermanfaat kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H