Lihat ke Halaman Asli

Angkatan Keris 18

Official Keris 18 Surabaya Selatan

Kader PMII Diskusi Online Via WhatsApp, Bukan Kader Simbolik, Bagimu Apa PMII Itu?

Diperbarui: 20 Oktober 2019   17:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Sabtu malam tepat pukul 20:00 WIB diskusi online via whatsapp digelar, diskusi tersebut diikuti beberapa akun aktif yang masuk pada group kumpulan kader-kader sebagian wilayah Jawa Timur. Tampak hidup dengan masifnya pertanyaan-pertanyaan serta statement yang menuai pro-kontra juga terlontarkan oleh sebagian kader yang ikut serta merespon tanggapan dari pemantik.

Diskusi tersebut dipantik oleh salah satu kader PMII dari komisariat Tarbiyah, sahabat Dafa dan di moderatori oleh sahabat Aser dari Komisariat Akar Bumi, Gresik. Sahabat Aser selaku moderator sudah membuka diskusi online tersebut pada pukul 19:18 dengan pertama-tama memperkenalkan diri dan menyinggung tema diskusi pada malam itu yakni, "Aku Bukan Kader Simbolik, Bagimu Apa PMII Itu?" serasa masih abstrak, pemantik kemudian sedikit banyak memaparkan apa itu kader simbolik, seperti apa analoginya, serta relevansinya dengan prespektif PMII menurut personal. Namun pembahasan agak sedikit melebar setelah pemantik melontarkan pertanyaan tentang mengapa, alasan, dan tujuan sahabat-sahabati semuanya ikut PMII?

Kemudian salah satu kader menjawab dan menyinggung sedikit tentang alasan mengikuti PMII karena landasan NU, disitulah awal perdebatan panjang dan melebar sehingga sahabat Aser selaku moderator mengambil alih forum dan menengahi diskusi tersebut guna untuk mengembalikan arah diskusi yang sesuai tema, baru disitulah titik temu diskusi online yang akhirnya menemukan kongklusi dan solusi bagaimana menyikapi adanya kader-kader simbolik, yang nyatanya hanya bangga dengan suatu identitas tetapi esensi dari PMII itu sendiri banyak yang belum mengetahuinya.

Maksud dari tema kali ini Aku Bukan Kader Simbolik, Bagimu Apa PMII Itu ialah melihat realitas yang ada kali ini bahwa, banyak sekali kader-kader PMII yang notabenenya hanya eksistensi belaka, kontribusi serta dedikasi hanya sebatas hadir "Saya Kader PMII", secara loyalitas tidak perlu diragukan memang, kader simbolik seperti itu mempunyai loyalitas terhadap PMII yang sangat luar biasa. Namun ini organisasi kaderisasi bung, bukan organisasi kepanitian.

Gen kaderisasi akan tetap berlanjut jika tidak didasarkan pada doktrinasi belaka, namun juga diasupi berbagai macam keilmuan. Maka tidak heran jika banyak yang menjadi korban dokrinasi belaka untuk bergabung bersama PMII, pada akhirnya hanya melahirkan kader yang fanatisme buta terhadap PMII, ditanya tanggal, bulan, tahun berdirinya PMII hanya berakhir dengan senyuman. Disinilah akhir diskusi panjang tersebut dilontarkan pada salah satu kader PMII yang dijadikan tonggak kesimpulan, yakni "Kader yang hanya mementingkan aspek eksistensinya di dalam gerakan PMII. Jika demikian, untuk mengantisipasinya itu sistem kaderisasi seperti apa yg harus diterapkan, tidak lain adalah mengasah tanggung jawab. Agar kadernya itu paham akan tanggung jawab yang mereka emban bukan hanya untuk tumpang nama.

Demikianlah mengubah kebiasaan seperti itu, sistem kaderisasi juga perlu diperhatikan untuk menjadi tolak ukur kader-kadernya seperti apa yang diharapkan. Tidak lepas dari sifat individu setiap kader juga harus musahabah diri, tidak hanya sekedar eksistensi saja, namun perlu diketahui bahawasanya menjadi kader PMII itu berat dan punya tanggung jawab besar. Untuk bergerak mencapai tujuan-tujuan PMII yang sudah termaktub pada AD/ART PMII pasal 4.

Ssalam Pergeraka!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline