Lihat ke Halaman Asli

Efektifitas Model Transportasi Padang – Pekanbaru (Sumatera Barat – Riau) (Antara Kereta Api dan Jalur Tol)

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalur transportasi Sumatera Barat dan Riau sedang dalam periode penggiatan untuk pengembangan demi kelancaran transportasi antar kedua propinsi ini. Bukti nyata dari usaha itu telah terlihat dengan di bangun nya jembatan layang kelok sembilan dengan harapan mampu memperlancar jalur padat Sumatera Barat –Riau.

Dalam beberapa bulan terakhir muncul lagi rancangan untuk menbangun jalan tol antara Padang-Pekan Baru. Keseriusan pemerintah daerah dapat dilihat dari pernyataan bapak Gubernur “Kemarin malam (Kamis, red) kami melakukan perte­muan dengan calon investor yang berminat membangun jalan tol di Sumbar. Pem­bahasan dilakukan sampai pukul 00.00. Kami melakukan pertemuan dengan PT Nusa­tama Infra­struktur dan ASEAN Foundation. Memang ada penjajakan kerja sama dengan mereka, tapi itu belum final dan masih dalam tahap pengkajian,” ujar Guber­nur Sumbar Irwan Prayitno, ke­marin (19/10) (padang ekspress, Sabtu, 20/10/2012).

Pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru diren­cana­kan melewati Padang, Padang Pariaman, Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, Paya­kum­buh dan Limapuluh Kota. “Jika ini selesai, waktu tempuh Pa­dang–Bukittinggi (dihu­bung­kan feeder jalan tol) dari 2 sampai 3 jam menjadi 1 ½ jam. Dengan demikian, pengguna jalan tol akan mendapatkan keuntungan berupa peng­he­ma­tan biaya operasional ken­daraan (BOK) dan waktu. Hal itu lebih baik dibanding mele­wati jalan non tol,” ujar Irwan.

Sebelum kita yakini pembangunan jalan tol sebagai solusi masalah transportasi Sumatera Barat – Pekanbaru, kita perlu melihat dulu beberapa unsur penting dari jalan tol.

FILOSOFI DAN KONSEP TOL

1.Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang serta dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan.

2.Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang kepada penggunanya diwajibkan membayar tol.

3.Jalan tol adalah bagian dari jaringan jalan umum yang perwujudannya adalah tanggung jawab pemerintah.

4.Jalan tol dibiayai sebagian atau seluruhnya oleh pengguna jalan melalui pengenaan tarif tol .

5.Untuk mewujudkannya jalan tol tersebut pihak swasta membantuPemerintah dengan membiayainya terlebih dahulu dan selanjutnyainvestor swasta tersebutmemperoleh pengembalian investasinya melalui hak penarikan tolselama masa konsensi.

6.Konsep tol adalah : konsep pendanaan infrastruktur jalandengan sesedikit mungkin (tanpa) membebani APBN.

7.Apabila kelayakan finansial suatu jalan tol kurang baik, namun dibutuhkan untuk pengembangan wilayah , maka konsep toldapat dikombinasikan dengan APBN/D

Tujuan dan Manfaat Jalan Tol

1.Mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya serta keseimbangan dalam pembangunan wilayah.

2.Meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya.

Manfaat Jalan Tol

1.Bagi pengguna jalan

ØPengguna jalan tol : mendapatkan keuntungan berupa penghematan biaya operasi kendaraan (BOK) dan Penghematan waktu perjalanan.

ØPengguna jalan non tol : volume lalu lintas di jalan non tol berkurang, lebih nyaman dan akan mendapatkan penghematan waktu perjalanan.

2.Bagi Badan Usaha

ØMemperoleh keuntungan yang wajar

3.Bagi Perkembangan Wilayah

ØPembangunan jalan tol yang berpengaruh pada perkembangan wilayah dan peningkatan ekonomi.

ØAlokasi dana Pemerintah dapat dialihkan ke daerah yang belum berkembang sehingga mendukung pengembangan didaerah yang belum berkembang tersebut.

Hal utama yang akan menjadi kendala dalam pembangunan jalan tol adalah besarnya anggaran yang diperlukan untuk pembangunannya, dilihat dari pembebasan lahan, pengerjaan, dan dampaknya bagi kelancaran jalan utama (jalan lama) selama pengerjaan jalan tol dilakukan. Sebagai contoh dapat dilihat dari dampak pengerjaan jalan di Sitinjaulaut, mengakibatkan kemacetan dan kendala dalam transportasi selama jalan pengerjaan jalan dilakukan.

Kalau kita hitung dari anggaran dan penggunaan keuangan Negara rasanya kita perlu melihat lagi ke pemanfaatan aset yang telah ada. Yaitu adanya aset PJKA yang selama ini tidak tergarap dan tidak dimanfaatkan.

Jalur kereta api dari Padang ke Pekanbaru sebenarnya telah dirancang sejak periode penjajahan Balanda. Namun itu belum terealisasi secara utuh. Jalur itu baru terealisasi sampai daerah Payakumbuh. Menurut Bapak Mahyuddin, “Saya dulu memanfaatkan kereta api untuk transportasi menuju kota Padang dari Bukittinggi, untuk pergi ke Padang kita bisa naik di stasiun Baso, atau stasiun Bukittinggi. Namun jalur kereta api juga ada ke daerah Payakumbuh, tapi saya tak pernah mencoba untuk naik kereta api jalur itu”.

Sebagai hal menarik bagi kita bahwa bila jalur ini di akutifkan lagi tentu akan banyak dampak positifnya bagi transpirtasi masal dan lebih cepat terealisasi.

Jalur kereta api diyakini lebih cepat terealisasi karena :

1.Jalur kereta api telah ada dari Padang sampai ke Payakumbuh ( tinggal kembali menata dan memperbaiki, sehingga tidak akan menghabiskan waktu dalam pembebasan lahan).

2.Kereta api merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah penumpang yang tinggi sehingga sangat cocok untuk angkutan massal kereta api perkotaan pada koridor yang padat, tetapi juga digunakan untuk angkutan penumpang jarak menengah sampai dengan 3 atau 4 jam perjalanan ataupun untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dalam bentuk curah, seperti untuk angkutan batu bara, semen. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.

3.Keunggulan transportasi kereta api antara lain sebagai angkutan yang hemat energi, hemat lahan, bersahabat dengan lingkungan, tingkat keselamatan tinggi, adaptif terhadap perkembangan teknologi.

Kereta api sebagai pilihan bertransportasi tampaknya harus segera diwujudkan untuk dijadikan sebagai tulang punggung transportasi nasional, baik untuk angkutan penumpang maupun angkutan barang. Pertumbuhan kendaraan yang jauh melebihi kapasitas dan pertumbuhan jalan raya mengakibatkan tingginya tingkat kemacetan dan polusi yang mengakibatkan pemanasan global. kereta api adalah transportasi angkutan massal terdepan. Ada banyak keunggulan yang menjadikannya diandalkan dalam mengatasi macet.

Dari berbagai pertimbangan diatas kita seharusnya bisa mengakaji ulang lagi model transpotasi terbaik dimasa depan untuk jalur Sumatera Barat menuju Riau dan sebaliknya. Sehingga usaha perbaikan jalur transportasi bisa lebih efektif dan bisa menyelesaikan masalah dengan lebih nyata. Pengkajian ini perlu dilakukan karena untuk melaksanakankedua proyek (jalan tol dan jalur kereta api)secara bersamaan merupakan hal yang sangat sulit, sehingga pilihlah yang terbaik diantara dua.

A.Data Pribadi

1.Nama Lengkap: IRWAN SETIAWAN,S.Pd

2.Jabatan: Guru

3.Instansi

a.Nama: SMK Negeri 1 Baso.

b.Alamat:

§Jalan: Jln Raya. Padang Tarok

§Kab/Kota: Kab. Agam

§Provinsi: Sumatera Barat

c.Telpon:

d.Faximile:

e.Email: smkn1baso@gmail.com

f.Website: www.smkn1baso.sch.id

4.Tempat, Tanggal Lahir: Pakan Sinayan, 16 Agustus 1981

5.Alamat Rumah: Pakan Sinayan, Kamang Mudiak, Kec,Kamang Magek.

6.Nomor HP Pribadi : 081374665996

7.Email: irwansetiawan81@gmail.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline