Lihat ke Halaman Asli

Dimaki dan Dipisuhi Tuhan

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pemuda itu bernama Parno, Seorang yang sangat percaya dan taat kepada Tuhannya, telah masuk ke berbagai tempat peribadatan dari segala agama apapun, pada hari yang agak mendung setelah dia keluar dari tempat peribadatan yang terakhir, hari itu dia mendapat pelajaran Tuhan itu baik, Tuhan itu Penyayang, Tuhan itu Maha Kasih.

Saat itu dia berjalan di tengah hujan di tengah jalan dia di sapa oleh seorang ibu "nak mari mampir sini, tidak baik ditengah keluar rumah saat hujan, Nanti kamu sakit"

"Saya terburuburu bu, hari sudah sore" Jawab Parno, Parno berjalan terus sambil berpikir, Aku percaya Tuhan itu baik, ndak akan terjadi apaapa dijalan.

Hujan semakin deras Petir menyambar seakan dekat sekali dengan bumi, Parno Mempercepat langkahnya, Parno ingin cepat sampai rumah,

Di sebelah Jembatan dia disapa oleh seorang kakek " nak mampir sini dulu, hujan deras dan petir menyambar nyambar, lebih baik tunggu di sini sampai hujan agak reda"

"Terima kasih kek, saya harus cepat2 sampai rumah"Parno berjalan terus sambil berpikir, aku yakun Tuhan maha penyayang ndak akan terjadi apaapa, sebab Tuhanpun maha tau anak istriku menungguku dirumah.

Hujan masih deras, sebelum melewati lereng parno kembali disapa oleh seorang nenek "Nak Mampir sini, Hujan deras sekali, berbahaya kalau kamu melewati lereng itu, kadang terjadi longsor, mendingan mampir sini menunggu sampai hujan reda"

Ahh prasangkaku tentang Tuhan telah benar, Tuhan itu maha kasih, pasti tak terjadi apa2 karena Tuhan tahu anak dan istriku menungguku, tapi baru seperempat jalan Parno melewati lereng itu, Longsor hebat terjadi dan Parno tertimbun "MATI"

Singkat cerita Parno sampai di alam lain dan bertemu Tuhan, Parno protes sama Tuhan "Hai Tuhan, ternyata apa yang diceritakan para ahli agama tentangmu semua ndak benar, kamu bukan Maha Penyayang, Bukan maha tahu, bukan maha kasih, buktinya kau matikan aku saat aku sandarkan percayaku padamu, dasar Tuhan Gombal bisanya membual"

"Wooo simbokne ancookk arek iki rek, Aku ini Tuhan kok trimo di sebut gombal, menghabiskan kesabaranku saja, bukankah aku sudah peringatkan kamu melalui nenek, kakek dan ibu yang kamu temui di jalan tadi, tapi kamu membandel, karena aku berkehendak lereng itu longsor dan kebetulan kamu ada dibawahnya"

Parno mengkeret, Tuhan ternyata ndak maha penyabar juga.(kra)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline