"Kenapa kakak gak gabung sama komunitas? Kan banyak tuh di Indorelawan. Kenapa malah bikin sendiri?" Sebuah pertanyaan paling saya ingat, dari salah satu relawan Wisata Edukasi #9 asal Tangerang, yang sekarang telah menetap di Paris.
Hampir empat tahun mendampingi Gerakan Suka Baca. Kehilangan, adalah alasan yang paling pas, kenapa saya akhirnya membuat sebuah komunitas.
Kehilangan orang yang dicintai, kehilangan ayah, dan kehilangan mimpi adalah situasi yang tidak mengenakan. Memang banyak sekali komunitas yang ada di luar sana, tapi saat itu saya ingin menyibukan diri sampai sesibuk sibuknya.
Apa kalian juga pernah merasakan tidak nyaman, jika berada di sebuah lingkungan baru? Ini jugalah yang menyebabkan saya berinisiatif menciptakan lingkungan baru dengan komunitas, yang membuat saya nyaman di dalamnya. Sombongnya, saat itu saya mencoba "membuat dunia sendiri."
Dulu, saya membuat komunitas ini seperti main main saja. Tidak ada konsep yang jelas, tidak ada struktur, bahkan visi dan misi saja baru saya pikirkan dua tahun belakangan. Penjelasan saya jika ditanya, masih berkutat pada "Gerakan Suka Baca adalah komunitas iseng yang fokus dalam bidang literasi dan pendidikan anak Kota Depok". Tapi, tujuannya apa? Belum tahu, kan iseng.
Saya belum kesampaian jadi guru. Saya buat Minggu Cerdas, kegiatan belajar mengajar setiap hari Minggu. Saya mau jalan-jalan ke museum atau tempat edukatif, tapi tidak mau sendiri. Saya buat kegiatan Wisata Edukasi.
Saya mau merenung sambil baca buku di Taman sore sore. Saya buat kegiatan Lapak Baca.
Saya mau nonton film atau buku dan diskusi, tapi minder kalau ikut event di komunitas lain. Saya buat kegiatan Ngobrolin Film dan Ngobrolin Buku. Dan seterusnya. Konsep yang saya buat, biasanya diawali dari keresahan pribadi.
Simpelnya, saya membuat komunitas hanya untuk hiburan dan latihan bagi diri sendiri. Bahkan, saya masih kesal kalau harus disebut sebagai "founder". Namun, mau menolak seperti apa, nyatanya memang begitu. Meskipun, tidak sama sekali pantas dan belum memiliki wibawa seorang "founder".
Empat tahun ini, saya melakukan proses belajar yang sangat banyak. Bagi saya, komunitas bisa disebut "meditasi terstruktur". Saya tidak boleh memikirkan diri sendiri saja, ketika mulai berdatangan mahasiswa yang izin untuk melakukan penelitian.
Saya tidak boleh memikirkan diri sendiri saja, ketika para siswa Gerakan Suka Baca mengalami kesulitan belajar saat pandemi ini. Saya tidak boleh memikirkan diri sendiri saja, untuk kepentingan orang banyak yang sudah bersedia ikut andil di dalamnya.