Akhir akhir ini, para lakon politisi sering menyebut kata "Milenial" dalam berbagai kegiatan politiknya. Dari fenomena tersebut, maka timbul suatu pertanyaan yakni apa itu milenial dan seberapa besar dampak kaum milenial dalam perpolitikan negara.
Generasi Milenial, yang juga punya nama lain Generasi Y, adalah kelompok manusia yang lahir di atas tahun 1980-an hingga 1997. Mereka disebut milenial karena satu-satunya generasi yang pernah melewati milenium kedua sejak teori generasi ini diembuskan pertama kali oleh Karl Mannheim pada 1923.
Dalam esai berjudul "The Problem of Generation," sosiolog Mannheim mengenalkan teorinya tentang generasi. Menurutnya, manusia-manusia di dunia ini akan saling memengaruhi dan membentuk karakter yang sama karena melewati masa sosio-sejarah yang sama.
Maksudnya, manusia-manusia zaman Perang Dunia II dan manusia pasca-PD II pasti memiliki karakter yang berbeda, meski saling memengaruhi.
Berdasarkan teori itu, para sosiolog---yang bias Amerika Serikat---membagi manusia menjadi sejumlah generasi: Generasi Era Depresi, Generasi Perang Dunia II, Generasi Pasca-PD II, Generasi Baby Boomer I, Generasi Baby Boomer II, Generasi X, Generasi Y alias Milenial, lalu Generasi Z.
Namun, di Indonesia sendiri masyarakat cenderung lebih suka menyebut dan mengeneralisasi anak muda sebagai generasi milenial. Sedangkan berdasar uraian diatas jelas bahwasanya anak muda sendiri masih terbagi menjadi 2 generasi, yakni Generasi Y (Milenial) dan Generasi Z.
Namun bisa dilihat kedua generasi tersebut adalah orang-orang yang lahir di generasi internet, generasi yang sudah menikmati keajaiban teknologi usai kelahiran internet.
Generasi yang hidup dalam dunia yang dipenuhi oleh peralatan elektronik dan jaringan online. Oleh karena itu, sebagian besar dari mereka bersosialisasi lewat dunia maya.
Untuk Generasi Y (Milenial) sendiri kelompok yang apabila dilihat dari segi usia, lazimnya sudah terdaftar sebagai Warga Negara Indonesia dan tentunya masuk dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap).
Tergambar jelas, mengapa para politisi begitu cintanya terhadap kaum milenial dengan senantiasa menebar janji manis terhadap para kelompok milenial.