"Tidak ada kesuksesan tanpa persatuan." - Ella Wheeler Wilcox. Persatuan menjadi sebuah fondasi utama dalam berdirinya bangsa Indonesia. Akan sulit jadinya jika Indonesia berdiri tanpa sebuah fondasi yang kokoh sehingga paham akan Persatuan dan Integrasi Nasional menjadi topik yang penting untuk diketahui masyarakat Indonesia.
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan nya pada 17 Agustus 1945. Sebelum Merdeka, Indonesia telah dijajah hingga ratusan tahun. Lalu di awal abad ke-20, orang-orang di Nusantara yang telah lama terjajah pun akhirnya sadar bahwa melawan para penjajah bukanlah hal yang mustahil. Mereka pun bergabung meski memiliki agama, ras, warna kulit, budaya dan bahasa yang beragam.
Namun hal ini lah yang juga menjadi tonggak Sejarah bagi Sejarah Indonesia dan juga tumbuhnya Integrasi Nasional. Berbagai Gerakan nasionalis bermunculan, saling menyatukan berbagai lapisan dari masyarakat untuk satu tujuan yang jelas, yakni meraih kemerdekaan. Inilah yang menjadi fondasi utama untuk melawan para penjajah.
Karena kemerdekaan kita adalah hasil dari Integrasi Nasional, maka kita pun juga harus mengetahui makna sesungguhnya dari Integrasi Nasional. Integrasi Nasional merupakan suatu bentuk dari persatuan dan kesatuan antara beragam kelompok sosial dan budaya dalam suatu negara yang bertujuan untuk mewujudkan keserasian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Integrasi Nasional menjadi sebuah fondasi yang penting untuk keberlangsungan dari suatu bangsa.
Namun kondisi nyata persatuan Indonesia tidak seindah kelihatan nya. Nyatanya masih banyak pihak yang tidak menyukai kondisi Indonesia yang Bersatu dan ingin memecah atau memisahkan diri dari Indonesia. Contoh yang masih hangat adalah OPM di Papua yang berusaha memisahkan diri dari Indonesia. Kelompok seperti OPM ini melakukan Gerakan separatis, yang merupakan kebalikan dari Integrasi Nasional atau bisa disebut sebagai disintegrasi nasional. Maka dari itu, haruslah dilakukan segala upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga persatuan dan keutuhan dari negara Indonesia yaitu dengan memberantas kelompok-kelompok separatis tersebut dan memberikan tindakan yang tegas.
Gerakan separatis bukan menjadi hal yang baru di sejarah Indonesia. Indonesia telah melalui cukup banyak ancaman-ancaman disintegrasi bangsa sejak awal merdeka hingga zaman demokrasi terpimpin. Salah satu pemberontakan di Indonesia yang mengancam persatuan Indonesia adalah pemberontakan DI/TII. Pemberontakan DI/TII atau Darul Islam/Tentara Islam Indonesia adalah pemberontakan pertama di Indonesia pasca kemerdekaan. Gerakan yang menyebar ke banyak daerah di Indonesia ini dimulai oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo pada tahun 1948 - 1949.
Pemberontakan ini dimulai di daerah Jawa Barat namun menyebar ke daerah lain seperti Jawa tengah, Aceh, Sulawesi selatan dan Kalimantan Selatan. Pada umumnya pemberontakan DI/TII memiliki alasan yang berbeda-beda di setiap daerah nya, namun secara umum alasan dari pemberontakan ini adalah ketidakpuasan akan kebijakan pemerintah. Pemerintahan Indonesia menyelesaikan pemberontakan ini dengan dua cara yaitu dengan negosiasi dan militer.
Selain DI/TII, masih banyak kasus pemberontakan lainnya di sejarah Indonesia seperti PKI di Madiun, APRA, Andi Azis, RMS, PRRI, Permesta dan G30S/PKI. Banyaknya pemberontakan disebabkan oleh ketidakadilan sosial, kesenjangan ekonomi, kurangnya penghargaan teradapan kemajemukan, kuatnya paham etnosentrisme dan ketimpangan Pembangunan. Jika faktor-faktor penyebab ini tidak di anggap serius dan di tangani, akan menyebabkan Gerakan separatis. Hal ini membuktikan bahwa Integrasi Nasional harus didukung oleh penghargaan terhadap kemajemukan, Pembangunan merata, kondisi ekonomi yang merata dan lainnya.
Maka dari itu, hingga hari ini pun kita masih harus melakukan sebuah upaya untuk menghadapi berbagai ancaman disintegrasi di Indonesia kedepannya. Untuk melakukan upaya tersebut, seluruh bagian dari masyarakat dan pemerintah haruslah ikut serta dalam menjaga Integrasi Nasional karena kunci dari Integrasi nasional sendiri adalah rasa cinta tanah air dan cinta bangsa. Apabila masyarakat Indonesia tidak memiliki keinginan untuk Bersatu, maka melawan disintegrasi bangsa akan menjadi hal yang sulit untuk dilakukan.
Melihat dari sejarah pemberontakan yang sudah pernah terjadi di masa lalu, pemerintah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam ikut mempertahankan Integrasi Nasional. Yang pertama adalah pemerintah haruslah mau mendengarkan aspirasi rakyat dan juga bersikap bijak dalam membuat kebijakan karena hal tersebut dapat menjadi pemicu kegiatan separatisme. Selain itu, pemerintah harus menghindari ketimpangan pembangunan dan mengatasi kesenjangan sosial. Pemerintah juga dapat menerapkan edukasi yang meliputi Integrasi Sosial, toleransi, dan patriotisme untuk kalangan muda agar menanamkan bibit Integrasi Sosial untuk di masa depan.