Pada bulan suci Ramadhan ini, kegiatan membaca Al-Qur'an atau Tadarrus adalah salah satu kegiatan ibadah yang sering dikerjakan. Beberapa orang mengerjakan kegiatan membaca Al-Qur'an minimal setelah melaksanakan Sholat Tarawih. Seperti halnya di Mushola Al-Huda, Desa Siwalan, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Di mushola tersebut, setelah Sholat Tarawih dilakukan kegiatan Tadarrus oleh sejumlah jama'ah, baik anak-anak maupun dewasa. Tadarrus dilakukan sampai selesainya bulan Ramadhan. Lalu pada akhir bulan Ramadhan diadakan syukuran khataman oleh beberapa masyarakat yang menjadi jama'ah dan mereka merupakan masyarakat sekitar mushola tersebut. Diadakan syukuran berupa ingkungan ayam bakar dengan nasi liwet. Setelah do'a khatam Al-Qur'an dibaca, jama'ah membagi-bagi makanan tersebut secara merata.
Kegiatan syukuran merupakan suatu ajaran yang baik untuk diajarkan kepada anak-anak karena memiliki beberapa manfaat penting dalam pembentukan karakter dan sikap positif mereka. Tasyakuran mengajarkan anak-anak untuk bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Ini membantu mereka untuk melihat hal-hal positif dalam hidup mereka, bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun. Dengan demikian, Tasyakuran membantu membentuk sikap mental yang positif dan mengurangi kecenderungan untuk mengeluh atau merasa tidak puas. Apalagi kegiatan Tasyakuran ini merupakan syukuran khatam Al Qur'an sebagai pengajaran dan untuk penyemangat mereka supaya cepat menyelesaikan bacaan Al-Qur'an mereka 30 Juz.
Pada kegiatan mengaji tesebut, anak-anak didampingi oleh orang dewasa sebagai penyimak untuk memberikan pengajaran bagaimana membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan Tajwid dan Makharijul Huruf. Didalam foto tersebut seorang mahasiswa memberikan pengabdiannya dengan memberikan pengajaran menyimak dan mengoreksi bacaan Al-Qur'an yang dibaca oleh anak tersebut.
Membaca Al-Qur'an tidak hanya sekedar keterampilan membaca biasa, tetapi juga merupakan keterampilan membaca yang mengandung nilai-nilai keagamaan dan spiritual. Mengajarkan anak-anak membaca Al-Qur'an, mereka tidak hanya belajar membaca huruf dan kalimat dalam Bahasa Arab, tetapi juga memahami ajaran agama Islam yang terkandung di dalamnya. Memperkenalkan Al-Qur'an sejak dini, anak-anak akan terbiasa dengan bacaan yang mengandung kemuliaan atas keagungan Allah SWT., dan membentuk kecintaan mereka terhadap Al-Qur'an dan agama Islam secara keseluruhan yang dapat mengukuhkan identitas keagamaan mereka dan menginspirasi mereka untuk terus mempelajari dan memahami ajaran Islam.
Al-Qur'an tidak hanya mengandung ajaran agama, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari Al-Qur'an, anak-anak juga akan diajarkan tentang nilai-nilai seperti kesabaran, kejujuran, dan kasih sayang, yang merupakan dasar dari karakter yang baik dalam Islam.
Kegiatan pengajaran membaca Al-Qur'an kepada anak-anak juga dapat menjadi cara untuk membangun komunitas yang kuat berbasis keagamaan. Melalui kegiatan tersebut, orang tua, guru, dan anggota masyarakat lainnya dapat bekerja sama untuk mendukung perkembangan spiritual dan intelektual anak-anak dalam lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai agama. Pengabdian masyarakat dalam pengajaran membaca Al-Qur'an kepada anak-anak juga memberikan kesempatan bagi para pendidik dan orang tua untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka tentang Islam dan dapat memperkuat ikatan antargenerasi dalam masyarakat dan membantu menjaga keberlanjutan tradisi keagamaan.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan memiliki dampak yang luas, tidak hanya dalam memperkuat keimanan dan keilmuan anak-anak, tetapi juga dalam memperkokoh fondasi keagamaan dan moralitas dalam masyarakat secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H