Akhir Oktober mulai lembab oleh titik-titik air yang mengalir membasahi rupa. Entah oleh terik dan keringat atau oleh sedih dan air mata.
Ketika siang, gemuruh angin menggelegar mencoba meredam panas. Ketika malam, angin kembali menghantam tapi menyebar dingin yang menusuk rasa.
Melepas Oktober, bulan seribu rupa. Juga di beribu jalan simpang pikiran kalut, entah arah mana yang harus ditempuh.
Antara bayang rupa dan temaram lampu jalanan, bergegas pergi orang-orang khusuk dengan lamunannya sendiri.
Melepas pergi Oktober dengan kisah dan rupanya. Di ambang bayang, hari menjauh dan malam merapat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H