Terdengar kabar lamat-lamat lalu bergaung ke seluruh pelosok
bahwa di sebuah negeri nun jauh di Timur
tempat matahari bangun untuk pergi membaringkan diri
tiada yang istimewa selain seekor binatang purba
biawak raksasa beratus-ratus tahun yang tahan banting arus zaman
Di sebuah negeri di ufuk Timur
nun jauh di sana tempat matahari terbit dan pergi menemui malam
meski cuma biawak raksasa bernama Komodo saja yang istimewa
keistimewaannya sudah bukan main
Negeri di ufuk Timur itu mungkin bukan apa-apa pun bukan siapa-siapa
tapi dia segalanya:
negeri sejuta damai
negeri beribu rasa
negeri bersaudara,
dan itu sudah cukup
Kalau dia bukan apa-apa, dia justru segalanya:
bhineka, beragam tiada seragam, bersahabat, bermartabat
dan itu sudah jauh dari cukup
Negeri di ufuk Timur itu
masih jauh dari hiruk-pikuk dunia modern
kadang terasing dan terisolasi
dengan segala tiadanya
namun dia negeri sejuta rasa:
rindu anak-anaknya
tangguh dan perkasa penduduknya
tiada kenal lelah dan menyerah di hadapan takdir, tanpa merengek meminta dikasihani, tak sibuk berdebat tentang tuan dan tuhan-tuhan dengan segala labelnya,
kadang terlupakan di negeri sendiri
namun tak terlupakan di sanubari anak-anak rahimnya,
dan itu sudah cukup!