Lihat ke Halaman Asli

Feliciano K. Sila

Peziarah di Jalan Kehidupan

Lamunan Senja

Diperbarui: 18 Januari 2021   02:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

F.K.Sila - Dokpri

"Entah berapa lama dan berapa kali engkau menerawang pada ketiadaan dengan pikiran kosong dan berharap semuanya menjadi lain?", batinku memandang jauh menembusi padang sabana, keemasan diselimuti berkas-berkas cahaya senja. Hari-hari ini semua terasa sepi. Tiada lagi hiruk-pikuk yang kadang membuat pening. Semua orang berdiam di rumah, bergumul dengan kecemasan akan ritme hidup yang tak lagi normal. 

Banyak kali kita termenung, membayangkan kalau semuanya baik-baik saja. Atau menghendaki sekiranya jalan hidup berputar arah, menemukan tujuannya yang terbaik. Namun, seringkali yang kita hadapi adalah apa yang kita hadapi, kenyataan, bukan impian. 

Matahari perlahan-lahan pergi. Tinggal semburat hitam di ujung bukit selepas padang. Mungkin besok ada kisah lain, paling kurang yang dapat menenangkan pikiran dan jiwa. Tiada berlebih. Siapa yang mampu meraba-raba hari esok? 

Lamunan senja berakhir sampai di sini. Helaan napas panjang mengiringku masuk ke rumah seperti kebanyakan orang. Menetap hingga waktu yang tepat untuk kembali melintasi jalanan.    

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline