Lihat ke Halaman Asli

Kens Hady

Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Cerpen ǀ Tamu di Tengah Malam

Diperbarui: 30 Juni 2016   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.priest

Mata itu merah. Lebih merah dari apa yang disebut merah. Sedang di tangannya tergenggam belati mengkilat. Berjalan mendekatiku.

"Engkau masih saja percaya? Jika engkau akan tetap hidup mesti tubuhmu aku hujam dengan seribu rajaman?"

Aku masih saja duduk di kursi  di sudut kamar.

"Iya, Itulah aku. Meskipun engkau merajamku beribu kali, Tidak akan hilang  aku dari tubuh  ini."

Dia semakin mendekat lalu wajahnya merapat di wajahku.

"Engkau yakin?"

Sedikit sinar rembulan menyusup dari balik  jendela tanpa kaca. Wajahnya tepat di depan wajahku. Wajah retak dengan mata begitu merah. Dengus nafasnya sepanas bara.

"Omong kosong! Aku lihat di matamu masih ada ketakutan!"

"Tidak!, Apa yang engkau tau tentang aku?!"

"Aku tahu tentang engkau. Semuanya. Bahkan sebelum engkau dilahirkan, aku telah tahu!  Jadi jangan pernah membohongiku"

"Engkau memang iblis yang sombong tahu akan segala yang ada."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline