Melihatmu di tepi jendela, ada khouf yang kau susun di semestamu
Hitam
Sesekali engkau lukis dengan sepotong wajah masa lalu dengan ranting kering
Inilah keperihan, gumammu
Aku tersenyum sembari mengulurkan jemari
Melelehkan khouf menjadi salju untuk bisa engkau bermain dalam lembutnya.
Ah, ini hanyalah rindu yang kau sembunyikan dalam kenangan zaman
Kaupun kembali menyusun khouf berwana kelabu.
Lebih tinggi.
Jangan ganggu aku, katamu.
Perlahan ku sentuh dengan wajah ini. Khouf pun merekah berwarna indah berkelopak cahaya.