Pintu kamar tertutup. Agak remang. Tapi dalam keremangan itu dapat ku lihat sekelebat putih di tempat tidur. Ahh, ingin segera ku memeluknya. Meskipun masih tanpa lampu menyala, segera ku lepas baju dan sepatuku, sehingga hanya mengenakan pakaian dalam. Aku segera memasukkan kartu, sebentar, pada tempat kartu yang ada di dinding dekat pintu. Lampu menyala. Semakin jelas ku lihat apa yang ada di atas tempat tidur. Rupanya kamar ini Express Room, jadi bed nya ada dua. Di keduanya tampak sesuatu yang membuatku ingin segera menghamburkan tubuh dan memeluknya. Tapi bingung juga. Mau pilih yang mana ?
*****
Terik matahari sangat terasa saat ku hentikan motor di sekitar dekat Bunderan UGM. Kepalaku memutar hampir 180 derajat mencari seorang perempuan. Tapi tak ada tanda dari perempuan yang ku maksud. Ku buka hape kembali, memastikan di mana lokasi pertemuan. Ahh, ternyata aku keliru. Aku harus bergerak lagi ke selatan. Sampai lampu merah, dan belok ke kiri. Di situ banyak kios menjual figura beserta lukisannya.
“Sebentar aku sedang OTW.” Sebuah pesan masuk. Aku hanya menggigit bibir. Sambil menunggu, aku tekan nomer Mbak Selsa, seorang penyair dari Temanggung lalu mengirimkan sebuah pesan pendek.
“Mbak, sudah di lokasi?”
“Masih OTW, lokasinya di dekat Amplaz, ya Mas,” Pesan pendek dari Mbak Selsa.
Aku mengernyitkan dahi. Dalam hati bertanya, apa aku salah melihat Google Maps? Tapi sudahlah, Mbak Selsa tentu lebih tahu. Dan untung saja aku SMS Mbak Selsa. Sehingga tidak tersesat. Ku kira lokasi pertemuan di jalan menuju arah Bantul.
Sambil menunggu perempuan yang sudah janji bertemu, aku memesan es teh dan ngemil sebuah gorengan di warung angkringan pinggir jalan. Ah, jam sudah hampir jam satu. Seperti kesepakatan awalnya, jam satu mesti sudah sampai di lokasi, Hotel Allstay
“Mas, aku sudah sampai. Ada orang gila di belakangku.” Sebuah pesan masuk.
Aku celingukan, mencari orang gila sebagai pertanda bahwa perempuan itulah, perempuan yang telah berjanji via online. Tidak ada. Aku kemudian berjalan pelan, memasuki area kampus. Tampak seorang perempuan di atas sebuah motor matik. Di sampingnya tampak sosok dekil tidak terawat. Mungkin itulah orang gilanya. Sempat juga ku berpikir, kenapa juga dia nunggu bareng orang gila. Hehehe.. Aku hanya senyum sendiri. Membayangkan beberapa imajiansi. Akupun mendekati. Dia tampak memandang ke arahku, seakan memastikan sesuatu.
“Mbak Yatmi?” kataku memastikan. Ia tersenyum.