Lihat ke Halaman Asli

Ken Satryowibowo

Covid Bukan Canda

Gara-gara Tol Trans Jawa, UMKM Pantura Jadi Jenazah?

Diperbarui: 16 Februari 2019   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Tribun Solo

Kecuali menyangkut tarif yang dirasakan kemahalan oleh para sopir truk, polemik beroperasinya jalan Tol Trans Jawa juga terkait dengan nasib Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sepanjang jalur pantura. Para pihak yang kritis pada kebijakan infrastruktur tiada henti memperkarakan migrasi arus kendaraan dari jalur pantura ke tol Trans Jawa sebagai biang keladi bangkrutnya usaha rakyat.

Benarkah UMKM jadi jenazah menyusul beroperasinya tol Trans Jawa? Jawabannya bisa bervariasi. Tergantung persepsi dan kepentingan masing-masing. Di bulan-bulan politik sekarang ini, di mata penantang, apa-apa yang menjadi kebijakan petahana, seluruhnya keliru belaka.

Sejauh yang saya catat, belum ada penelitian komprehensif tentang dampak riil bagi usaha kecil di pantura, setelah tol sepanjang 944 kilometer yang membentang dari Merak hingga Pasuruan itu tersambung. Yang ada baru kajian-kajian parsial dan tidak menggambarkan secara utuh.

Maka, mengatakan UMKM di pantura seluruhnya bangkrut jelas mengada-ada. Tapi mengungkapkan tidak ada sama sekali dampak tol ini terhadap usaha kecil di sana juga tidak bijaksana. Itu sebabnya, kehadiran tol Trans Jawa mesti dilihat secara jernih, ilmiah, dan objektif.

Karpet Merah

Bahwa terdapat rumah makan yang tutup atau setidaknya penurunan omzet, itu patut kita periksa secara seksama. Apakah karena terpapar dampak beroperasinya tol Trans Jawa atau karena salah manajemen di internal mereka maupun lantaran sebab lainnya? Pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh riset yang kredibel.

Lantaran baru sebatas klaim dan sulit dipertanggungjawabkan, maka tuduhan tol Trans Jawa menjadi malapetaka bagi UMKM dipastikan keliru. Hingga ada hasil penelitian yang membenarkannya.

Oleh sebab itu, yang lebih prinsip kita telisik adalah, apakah sudah ada antisipasi sistematis ekses tol Trans Jawa bagi UMKM setempat? Merujuk pada perkembangan terakhir, pemerintah telah memberi karpet merah bagi UMKM lokal untuk mejeng di rest area. Tertuang dalam Peraturan Menteri PUPR yang terkait dengan pemanfaatan lahan usaha di area istirahat.

Akses penuh berjualan di rest area adalah solusi jangka pendek. Dalam arti, usaha kecil yang merasa terpapar ekses jalan tol ini dapat langsung ditampung, khususnya di rest area yang dikelola BUMN seperti Jasa Marga, dengan harga sewa sangat murah, sekitar Rp150 ribu per meter per bulan.

Pun Presiden Jokowi sudah sangat jelas memerintahkan jajarannya untuk memprioritaskan akses bagi UMKM. Misalnya, kuliner di rest area harus diisi dengan menu-menu seperti empal gentong, nasi jamblang, sate Tegal, soto Madura, lumpia, telor asin bahkan restoran Padang. Dengan demikian, dalam jangka pendek, UMKM lokal terlindungi.

Jangka Panjang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline