Oleh: Kenong Veyza
Sepi---itu yang aku rasakan ketika waktu dan keadaan tanpa dihiasi sapamu. Segumpal rindu dalam dada semakin liar mencari penawar. Entah itu segenggam tanya soal kabar, atau pun canda yang mampu melebur panas akan siksa rindu melawan sabar.
Aku sengaja berdiam di tempat yang sama---di mana hati menahan tidak mencari pelepas duri rindu pada orang lain. Pun aku berusaha memeluk sepi, mencium perihnya sayap rindu dan menerbangkannya bersama doa-doa. Sebab aku ingin melibatkan Tuhan untuk segala rasa;
bernegosiasi secara adil agar seluruh tentang kita bukan hanya sekadar ilusi.
Mengikuti selayaknya air mengalir---itulah jalan yang memang telah digariskan. Dan ternyata dalam duniaku masih kamulah yang menjadi atmosfer dari rangkaian pusat rasaku; baik itu tawa, bahagia, luka, air mata, dan kelengkapan nyawa ....
Gerimis di bumiku, 7 Desember 2023
@kenongveyza
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H