Lihat ke Halaman Asli

Kenong Veyza

Penulis Baperan

Setoples Nastar Untuk Anakku

Diperbarui: 5 April 2023   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setoples  Nastar Untuk Anakku


Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Sudah menjadi sebuah tradisi jika menjelang Hari Raya selalu membuat aneka kue kering. Dengan berbagai macam bentuk dan juga beragam jenisnya. Dari kue yang tradisional sampai kue nasional. Entah sebagai ucapan rasa syukur ataupun sebagai bentuk uforia suka cita karena telah sebulan menjalankan ibadah puasa.  Dan juga sebagai bentuk kemenangan amal yang telah dijalani.

Tidak lupa juga ketupat dan opor selalu menghiasai meja makan saat Hari Raya tiba. Seminggu sebelum hari kemenangan, banyak rumah-rumah mengepulkan asap dari dapur mereka. Aroma-aroma menggugah selera juga kerap menguap terbawa angin dan tercium olehku.

"Sedapnya bau ..." Aku menghirup dalam aroma tersebut. Anakku yang sedang bermain seketika menoleh ke arahku. Wajahnya nampak keheranan melihat ibunya menciumi udara.

"Lagi ngapain, Bu?" tanya anakku yang mulai berjalan mendekat menghampiriku. Dengan lucunya ia menirukan apa yang tengah kulakukan. "Baunya kayak enak ya, Bu?"

Aku mengangguk sebagai jawaban sambil melihat Azka yang menutup hidungnya lalu melepasnya lagi dan menutup kembali hidungnya.

"Mbah Sur lagi bikin kue kali, Ka. Dari baunya kayak lagi bikin yang enak-enak." Kami berdua akhirnya saling menghirup aroma dan bermain tebakan kue apa yang sedang dibuat oleh Mbah Sur.

Mbah Sur sendiri terbiasa menerima orderan membuat kue di saat musim seperti ini. Biasanya tetangga banyak menggunakan jasanya dalam pembuatan kue tradisional seperti sagon dan juga kue kue lainnya seperti nastar. Selain sebagai kegiatan positif hal ini juga tentunya menambah penghasilan baginya. Dan setiap harinya aku selalu disuguhi aroma enak.

Untuk menyambut hari kemenangan memang terkadang orang-orang biasa dengan mudahnya merogoh dompet mereka untuk membeli ini itu. Agar bisa membuat jamuan yang layak bagi tetangga yang akan berkunjung silaturahmi.

Menyulap jadi yang tidak ada menjadi ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline