Lihat ke Halaman Asli

Nadya Khennis Rozana

Ex-Jurnalis TV9 Nusantara

Oktober Sebagai Bulan Peduli Kanker Payudara

Diperbarui: 27 Oktober 2023   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unsplash.com

Hai Kompasianer...

Setiap tahunnya, bulan Oktober diperingati sebagai Bulan Peduli Kanker Payudara (Breast Cancer Awareness Month). Kampanye tahunan yang identik dengan penggunaan pita merah muda ini dimulai sejak tahun 1985 oleh kemitraan Asosiasi Kanker Amerika (American Cancer Society) dengan divisi farmasi Imperial Chemical Industries untuk mempromosikan mammogram sebagai alat yang paling efektif melawan kanker payudara. 

Kampanye tersebut dibantu oleh Ibu Negara dan penyintas kanker payudara, Betty Ford. Betty Ford didiagnosis menderita kanker payudara sementara suaminya adalah Presiden Amerika Serikat, Gerald Fold. Oleh sebab itu, Betty mampu membawa publik untuk memberikan lebih banyak perhatian pada isu kanker payudara. 

Apakah kanker payudara hanya menyerang perempuan? 

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang umum terjadi pada perempuan. National Nreast Cancer Foundation menyebut bahwa semua orang baik laki-laki dan perempuan dilahirkan dengan beberapa sel payudara. Walaupun laki-laki tidak mengembangkan payudara penghasil susu, namun sel payudara merka masih bisa mengembangkan kanker. Meski begitu kanker payudara pada laki-laki jarang terjadi. Bahkan kurang dari 1 persen kanker payudara yang berkembang dan hanya 1 dari 1.000 laki-laki yang didiagnosis menderita penyakit ini.

Seberapa aware kah masyarakat Indonesia terhadap pembahasan isu ini?

Pada tahun 2020, tercatat sebanyak 2,3 juta perempuan didiagnosis menderita kanker payudara dan 685.000 kematian secara global. Data dari The Global Cancer Observatory pada tahun 2018, jumlah kasus baru kanker di Indonesia mencapai 348.809 kasus. Serta jumlah kematian akibat kanker mencapai 207.210 kasus. Dari total kasus tersebut, kanker payudara menempati klaster paling atas dengan 26.550 kasus benjolan pada payudara pada kurun waktu tahun 2018-2020, disusul kanker serviks dan paru-paru. Kasus kanker di Indonesia diprediksi akan meningkat hingga tahun 2040 bahkan mencapai 580.000 kasus baru dan 370.000 kasus kematian. 

Jumlah kasus yang tidak sedikit ini mengindikasikan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mendeteksi dini kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat diminimalisasi keganasannya jika ditemukan ketika masih stadium awal. Bagaimanakah tanda atau gejala dari kanker payudara?

Apa saja sih tanda dan gejala kanker payudara?

Kanker ini dapat memiliki kombinasi gejala terutama jika sudah pada stadium lebih lanjut. Bahkan beberapa orang mengaku tidak mengalami gejala apapun ketika kanker masih tahap dini. Gejalanya dapat meliputi:

  • Benjolan atau penebalan payudara, terkadang tanpa rasa sakit
  • Perubahan ukuran, bentuk atau penampilan payudara
  • Lesung pipi, kemerahan pada kulit, pitting atau perubahan lain pada kulit
  • Perubahan penampilan puting atau kulit di sekitarnya
  • Adanya cairan abnormal atau berdarah pada puting

Ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan resiko kanker payudara yakni pertambahan usia, obesitas, penggunaan alkohol, riwayat keluarga, paparan radiasi riwayat reproduksi, penggunaan tembakau dan terapi hormon pascamenopause. Perempuan dengan obesitas setelah menopause memiliki resiko terkena kanker payudara 20-40 persen lebih tinggi dibanding perempuan dengan berat badan normal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline