Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa dan sering kali diwarnai dengan perubahan fisik, emosional, dan sosial. Pada masa remaja, individu mulai mencari jati diri dan berinteraksi secara lebih luas dengan lingkungan sekitarnya. Masa remaja juga merupakan masa yang penting dalam pembentukan kepribadian dan sikap serta perilaku yang akan membentuk kualitas hidup pada masa dewasa nanti. Masa remaja merupakan masa yang menarik dalam perkembangan manusia.
Pada masa remaja, individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun mental. Salah satu perubahan psikologis yang terjadi pada masa remaja adalah perubahan sosio-emosional, stress emosional pada remaja. Pada masa remaja individu mengalami perubahan emosi. Emosi yang meledak-ledak dan sulit dikendalikan pada remaja dapat menimbulkan berbagai macam masalah bagi remaja dan sekitarnya jika tidak dikelola dengan baik. Untuk itu, remaja membutuhkan kemampuan untuk mengatur emosinya.
Regulasi emosi sebagai konstruksi multidimensi melibatkan kesadaran, pemahaman, dan penerimaan emosi, kemampuan untuk terlibat dalam perilaku yang bertujuan mencegah perilaku impulsif ketika mengalami emosi negatif, dan penggunaan strategi yang fleksibel untuk mengatur intensitas atau durasi respons emosional daripada secara langsung.
Remaja dengan pengaturan emosi yang baik dapat mengatasi perasaan sedih, kecewa, dan putus asa sehingga terhindar dari resiko depresi remaja. Remaja dengan pengaturan emosi yang kurang baik rentan terhadap depresi dan kemarahan, yang dikenal dengan kenakalan remaja. Remaja dengan tingkat regulasi emosi yang rendah tidak mampu menghadapi emosi negatif, sehingga emosi negatif yang dialaminya menjadi self-controlling.
Kenakalan remaja banyak terjadi di Indonesia, terbukti dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Antara tahun 2013 dan 2016, kenakalan remaja meningkat sebesar 10,7%, menurut data BPS tahun 2022. Mengingat jumlah kejahatan atau tindak pidana di Indonesia menunjukkan tren penurunan pada tahun 2019-2021. Jumlah kejadian kriminal pada tahun 2019 sebanyak 103, turun menjadi 94 pada tahun 2020 dan 90 pada tahun 2021 dan diperkirakan ada 3,7 juta hingga 4,7 juta pengguna narkoba di Indonesia.
Regulasi emosi merupakan cara yang efektif untuk mengurangi tingkat stres remaja. Regulasi emosi ini diperlukan untuk meningkatkan kemampuan remaja dalam mengendalikan emosinya yang sangat sensitif dan mudah terangsang. Jika remaja mampu merespon rangsangan dengan kualitas dan kuantitas emosi yang sesuai, maka remaja tersebut menemukan strategi regulasi emosi yang tepat untuk mengatasi kondisi tertentu.
Regulasi emosi remaja juga dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.Salah satu cara untuk membantu remaja dalam regulasi emosi adalah dengan memberikan dukungan dan pengertian. Orang tua dan guru dapat membantu remaja dalam mengenali dan mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat.
Regulasi emosional adalah kemampuan untuk mengelola atau mengontrol emosi agar tetap dalam batas yang wajar dan kondusif. Pada remaja, regulasi emosional sangat penting karena pada usia ini, secara fisik dan psikologis, mereka merasakan perubahan besar dalam diri mereka sendiri.
Lingkungan sekitar yang stabil dan aman dapat membantu menciptakan kondisi yang lebih baik bagi remaja dalam mengatasi stres dan tekanan yang mereka alami sehari-hari. Namun, tantangan dalam regulasi emosi remaja tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar, tetapi juga dari pengaruh media sosial dan teknologi. Remaja seringkali terpapar oleh konten-konten yang tidak sehat di media sosial, seperti cyberbullying, body shaming, dan lain-lain.
Hal ini dapat mempengaruhi regulasi emosi mereka dan menyebabkan stres dan tekanan yang berlebihan.Oleh karena itu, perlu adanya edukasi yang tepat mengenai penggunaan media sosial dan teknologi yang sehat bagi remaja. Orang tua dan guru dapat memberikan edukasi mengenai penggunaan media sosial yang bijak dan sehat, serta memberikan pengawasan yang tepat terhadap penggunaan media sosial oleh remaja. Oleh karena itu, mereka harus dapat mengelola emosi mereka dengan baik agar tidak merusak kehidupannya.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa regulasi emosional sangat penting bagi remaja:
- Meningkatkan Kesehatan Mental dan Fisik