Lihat ke Halaman Asli

kenny stevan

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

'KKN TEMATIK UPI 2021' Edukasi Penanggulangan: Pengaruh Vaksin terhadap Mutasi Virus Corona

Diperbarui: 27 Juli 2021   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Asal Muasal Covid-19

Covid-19 menjadi momok yang menakutkan bagi dunia sejak awal kemunculannya  pada akhir tahun 2019.yang bermula dari sebuah pasar basah yang terletak di Wuhan.

Tetapi WHO menegaskan bahwa asal dari virus ini bukanlah dari Wuhan dan masih terus meneliti lebih lanjut untuk mencari asal usul-nya sehingga tidak membuat stereotype kepada orang-orang asia dan menimbulkan kebencian dan rasisme khususnya yang terjadi di Amerika.

Perkembangan Vaksin

Vaksin sudah mulai dibuat sejak pertengahan Januari 2020 berbagai institusi akademik dan berbagai perusahaan farmasi di seluruh dunia telah terlibat dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Pada akhir 2020 vaksin ditemukan dan sudah didistribusikan kepada 4 negara yang pertama diantaranya adalah Amerika Serikat, Spanyol, Inggris, dan Jerman. Vaksin yang digunakan diantaranya berasal dari Pfizer dan BioNTech serta vaksin yang dibuat oleh Moderna. 

Indonesia juga telah masuk tahap vaksinasi masal setelah vaksinasi pertama dilakukan oleh Presiden Joko WIdodo, beserta beberapa pejabat, tokoh agama, organisasi profesi, serta perwakilan masyarakat pada tanggal 13 Januari 2021. Vaksin yang digunakan adalah vaksin jenis Sinovac.

Apakah Vaksin Efektif Terhadap Mutasi Covid-19?

Belakangan Virus Covid-19 semakin beraneka ragam mutasinya, dan yang paling dominan dan lebih berbahaya adalah varian delta. Varian delta pertama kali ditemukan di India. Public Health England menemukan, bahwa varian Delta tampak dua kali lebih mungkin menyebabkan rawat inap dibandingkan varian Alpha.

Terdapat beberapa jenis vaksin yang telah teruji diantaranya : (Sumber:Kompas.com)

  1. Vaksin Pfizer-BioNTech
    Sebuah studi nyata yang dilakukan oleh Public Health England menunjukkan, bahwa dua dosis vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian sebesar 96%, karena varian Delta (B.1.617.2), yang pertama kali dideteksi oleh para ilmuwan di India. Penelitian ini melibatkan 14.019 orang di Inggris dan 166 dirawat di Rumah Sakit.

  2. Vaksin AstaZeneca
    Data terbaru dari Public Health England (PHE) yang diterbitkan sebagai pra-cetak, menyebut vaksin AstraZeneca menawarkan perlindungan tingkat tinggi dari varian delta, efikasinya mencapai hingga 92 persen dan bahkan tidak ada kematian. Sementara efektivitas vaksin terhadap infeksi Covid-19 varian delta yang bergejala adalah 64 persen.

  3. Vaksin Sinovac
    Vaksin Sinovac ini juga telah mengantongi izin EUA dari WHO. Menurut WHO, hasil data yang ditinjau menunjukkan vaksin berbasis inactivated virus tersebut dapat mencegah penyakit bergejala pada 51 persen dari mereka yang telah menerima vaksinasi. Selain itu, data juga menunjukkan vaksin ini melindungi infeksi parah dari Covid-19 yang menyebabkan rawat inap pada 100 persen populasi yang diteliti. Dikutip dari Reuters, juru bicara Sinovac Liu Pei Cheng menjelaskan bahwa berdasarkan sampel darah dari para penerima vaksin Sinovac, dampak varian Delta berhasil dikurangi hingga 3 kali lipat namun tidak memberikan data presentase efikasi.

Kesimpulannya semua jenis vaksin dapat membantu melawan mutasi varian delta. Walaupun persentase tiap vaksin berbeda,  tidak ada salahnya divaksin agar setidaknya terhindar dari gejala parah hingga yang menyebabkan kematian. Untuk itu marilah seluruh rakyat Indonesia turut bekerja sama dengan divaksin dan menciptakan herd immunity agar segala aktivitas kembali normal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline