Lihat ke Halaman Asli

Melihat Keterpurukan Chelsea

Diperbarui: 20 November 2024   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Premier League

Chelsea Football Club, sebuah klub sepak bola yang berasal dari London, Inggris, sedang mengalami masa sulit. Sejak ditinggalkan oleh Roman Abramovich pada tahun 2022, Chelsea tidak bisa kembali ke masa kejayaannya. Pada musim 2022-2023 hingga 2023-2024, Chelsea menempati posisi tengah di klasemen Liga Inggris. Tim ini kesulitan untuk mendapatkan hasil yang konsisten, dengan penampilan yang seringkali mengecewakan dan hasil yang jauh dari ekspektasi.

Keterpurukan Chelsea tidak lepas dari peran Todd Boehly, pemilik klub saat ini. Melihat dari pengalaman sebelumnya, Todd Boehly jelas tidak memiliki pengalaman apapun dalam memegang  klub sepak bola. Salah satu hal yang menjadi dampak adalah bagaimana ia tidak bisa memilih manajer yang tepat untuk Chelsea. Pada tengah musim 2022-2023, Todd Boehly menunjukkan suatu keputusan yang kontroversial. Ia memecat Thomas Tuchel, seorang manajer yang telah memenangkan Champions League pada musim 2020-2021 bersama Chelsea. Ia menggantikan Thomas Tuchel dengan Graham Potter. Dengan dengan manajer barunya, Chelsea hanya berhasil finis di peringkat 12 pada musim 2022-2023.

Hal lain yang menyebabkan keterpurukan Chelsea adalah keputusan transfer yang buruk. Chelsea telah mendatangkan Moses Caicedo, gelandang bertahan berumur 22 tahun dari Brighton, dengan harga 115 juta poundsterling. Walaupun performanya tidak buruk, ia tidak tampil sesuai dengan ekspektasi dan tidak sesuai dengan harga yang dibayar oleh Chelsea. Selain itu, Chelsea juga mendatangkan Mykhaylo Mudryk seharga 62 juta poundsterling dari Shakhtar Donetsk. Mudryk tidak tampil sesuai dengan ekspektasi. Pada musim 2023-2024, Mudryk, yang berposisi sebagai striker, bermain sebanyak 26 kali, tetapi hanya berkontribusi 4 gol dan 2 assist. Ada juga pemain-pemain lain yang didatangkan dengan harga yang fantastis tetapi tidak bisa bermain karena cedera, seperti Romeo Lavia, Wesley Fofana, Christopher Nkunku, dll. Banyaknya pemain kunci yang cedera seperti Reece James (bek kanan) dan Ben Chilwell (bek kiri) juga menjadi alasan akan keterpurukan Chelsea di musim ini.

Terlepas dari itu, Chelsea juga tidak bisa mempertahankan skuad pemenang Champions League. Pada saat ini, hanya tersisa 3 pemain (dengan 2 pemain cedera) dari total 26 pemain. Kita bisa melihat kelalaian Chelsea untuk mempertahankan pemain-pemain yang sudah lebih senior dan berpengalaman, terutama dalam berkompetisi melawan klub-klub besar Eropa lainnya pada kompetisi tersebut.  

Keterpurukan Chelsea memiliki dampak yang signifikan bagi pemain, staf, pelatih, direktur, maupun fans. Kurangnya percaya diri dari penampilan pemain juga menjadi salah satu akibat dari masalah ini. Secara eksternal, dampak yang ditimbulkan adalah citra dan reputasi klub yang tercoret, sponsor menurun, hingga penggemar yang merasa kecewa terhadap klub ini.

Solusi yang logis dan bisa dilakukan saat ini adalah untuk mengoptimalkan tim medis klub agar pemain-pemain yang cedera bisa segera bermain di lapangan, mengingat banyaknya pemain kunci Chelsea yang sedang mengalami cedera. Pemilik klub dan jajaran direktur lainnya juga harus memiliki kepercayaan pada manajer saat ini dan tidak mengekspektasikan hasil yang instan untuk membangun taktik dasar dan fondasi yang kuat untuk pemain Chelsea.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline