Lihat ke Halaman Asli

Asia Sentinel Minta Maaf ke SBY, Berikut Penjelasan Lengkapnya

Diperbarui: 20 September 2018   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam 1 pekan ini, berita mengenai media Asia Sentinel menyebutkan hubungan SBY dengan Bank Century menjadi topik cukup hangat di bicarakan.Dalam pemberitaan media Hongkong yang menyebutkan, Pemerintah Indonesia pada era Susilo Bambang Yudhoyono , sebagai Presiden keenam melakukan konspirasi kejahatan besar. Berita yang dimuat berjudul "Indonesia's SBY Government : Vast Criminal Conspiracy " tanggal 11 September 2018 oleh John Berthelsen.

Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat , Ferdinand Hutahaean mengakui telah melihat isi artikel tersebut. Ia membantah tulisan tersebut dan menuding tulisan tersebut untuk menyudutkan Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Asia Sentinel Minta Maaf ke SBY

Media Bisnis.com menurunkan berita terbaru dalam tudingan yang tulis Asia Sentinel beberapa hari lalu. Dikabarkan, media akhirnya mengakui tulisan yang dibuat oleh pemimpin redaksi tidak adil. Menurutnya, artikel tersebut hanya satu sisi dan melanggar praktik jurnalistik yang adil, sebut media tersebut, Rabu (19/092018).

Berikut isi lengkap permintaan maaf yang ditulis dengan judul "Apology to President Yudhoyono and the Democrat Party of Indonesia."

Asia Sentinel wishes to retract a story that ran on September 10, 2018 on the website about the former Yudhoyono government and the Bank Century case in Indonesia. In the story, which was written solely by Asia Sentinel editor in chief John Berthelsen, we unfairly passed on numerous allegations related to an ongoing lawsuit over the fallout from Bank Century. We acknowledge that we did not seek fair comment from the persons named in the article and that the article was one-sided and violated fair journalistic practice. It also carried a headline that was inflammatory and unfair to former Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono... selengkapnya di

Sumber 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline