Lihat ke Halaman Asli

Proyek Mobil Nasional, Menggandeng Tetangga Demi Menghajar "Jepang" di Negeri Sendiri

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Masyarakat Indonesia memang selama ini hanya menjadi penikmat dari produk-produk yang dihasilkan oleh negara lain. Hampir semua produk kita impor. Apalagi yang berkaitan dengan tekhnolgi.  Sebut saja komputer,laptop,televisi,radio,handphone dan lain-lain, hampir boleh dibilang nyaris tidak ada produk dalam negeri yang menyentuh hati konsumen lokal.

Jika ada produk lokal, pasti diragukan kualitasnya padahal belum tentu juga. Walaupun kualitasnya hampir sama atau bahkan mengungguli produk luar, pasti lebih banyak yang memilih menjadi follower produk non Indonesia karena sudah terbiasa atau selalu berpedoman produk luar pasti lebih bagus daripada produk domestik. Walah !!!!!!

Tak terkecuali juga mobil.  Sekarang ini hampir 96% pasar otomotif di Indonesia dikuasai produk Jepang. Padahal user pengguna otomotif di Indonesia cukup banyak terutama di kota-kota besar.  Tengok saja Jakarta yang baru-baru ini dinobatkan sebagai Kota termacet di dunia. Berapa banyak mobil-mobil yang berseliweran dan bikin macet sampai tidak bisa bergerak justru bukan berasal dari produk anak bangsa sendiri. Begitu besar konsumen otomotif di Indonesia yang ternyata hanya menikmati/mencicipi produk luar.  Sangat disayangkan sekali produk luar tersebut jugalah yang turut menyumbang potensial loss ekonomi yang teramat besar akibat kemacetan tersebut.  Sudah menjadi user, dampaknya malah memukul diri sendiri.  Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Seperti dituturkan oleh pengamat ekonomi Ichsanoodin Noorsy kemarin di kabar TV one sore, selama ini jepang hanya ingin menjadikan Indonesia sebagai pasar User. Sekali lagi cuma menjadi User. Padahal kerja sama tersebut telah berlangsung dalam kurun waktu yang lama dari tahun 70-an. Tidak ada niatan untuk melakukan transfer tekhnologi atau curi ilmu sehingga Indonesia bisa memproduksi mobil nasionalnya sendiri.

Pemerintah Indonesia Juga beringinan agar suatu hari nanti ada produk mobil nasional yang bisa dibanggakan di negeri sendiri. Mulai dari Timor sampai yang terakhir Esemka. Selalu ada saja ganjalan yang menghadang dan memang pasti ada, mulai dari proyeknya berbau aroma KKN, kualitas yang sulit bersaing dan lain-lain.  Tapi ujung-ujungnya proyek mobnas selalu kandas dan sampai hari ini garasi-garasi rumah di Indonesia tetap masih terisi mobil-mobil produk jepang.

Kita perlu memberikan apresiasi kepada Presiden Jokowi yang mencoba merintis kembali proyek mobil nasional ini dengan menggandeng Proton perusahaan mobil nasional asal Malaysia sebagai perusahaan yang akan membantu pengembangan mobil nasional. Walau banyak yang mencibir proyek yang akan digarap ini berbau "balas budi" karena penunjukan PT Adi Perkasa Citra Lestari milik AM Hendropriyono sebagai Mitra Proton. Tetapi setidaknya timbul asa bahwa suatu hari nanti kita akan melihat lalu-lalangnya mobil nasional di jalan-jalan negeri ini. Dan ketika ditanyakan kepada setiap user, mobil apa yang anda gunakan. Jawabnya : "tentu saja mobnas dong". Yah semoga bukan hanya sekedar mimpi di siang bolong, tapi mimpi yang berhasil terwujud.

Wassalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline