Lihat ke Halaman Asli

Merajut Indonesia melalui Diplomasi Budaya, Kuliner dan Senyum

Diperbarui: 1 Maret 2017   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Diplomasi adalah seni untuk berkomunikasi dan bernegosiasi yang biasanya terkait dengan hubungan internasional. Melalui jalur diplomasi, sebuah Negara mempromosikan kelebihan, kekuatan dan eksistensi negaranya. Melalui jalur diplomasi pula sebuah Negara berusaha menyebarkan pengaruhnya dan mengambil keuntungan sebasar-besarnya untuk kepentingan negaranya.

Di era globalisasi yang tanpa batas ini diplomasi publik yang melibatkan peran serta Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi sangat penting. Diplomasi tradisional yang melibatkan komunikasi antar pemerintah (baca: antar diplomat) dan antar Negara memang penting. Akan tetapi diplomasi publik yang melibatkan peran serta seluruh Warga Negara Indonesia jelas lebih efektif. Kini, Indonesia termasuk Negara yang sedang giat membangun diplomasi publik yang elegan yang mensinergikan antara perwakilan RI di luar negeri dengan seluruh WNI yang sedang berada di luar negeri.

Nah, salah satu bentuk diplomasi publik yang jitu dan terbukti ampuh adalah diplomasi budaya dan kuliner. Mengapa budaya? Ya, karena melalui budaya terjadinya pertukaran ide, gagasan, nilai, dan informasi lebih mudah diterima. Cakupan diplomasi budaya juga sangat luas meliputi bidang seni, olahraga, pendidikan dan sains. Mengapa kuliner? Ya, karena semua makhluk hidup butuh makan. Dan dari cita rasa lidah yang khas akan lahir cinta. Dengan cinta segala diplomasi pun menjadi mudah.

Jepang adalah salah satu contoh negara yang sukses menjalankan diplomasi budaya. Di bidang seni, mereka sukses menyebarkan budaya Jepang hingga dikenal di seluruh dunia. Demam masyarakat dunia terhadap seni taiko (bedug),  origami, kimono, ritual minum teh hingga kesuksesan AKB48 melebarkan sayapnya ke berbagai negara adalah buktinya. Diplomasi budaya juga sangat terkait erat dengan karakter dan jatidiri sebuah bangsa. Sebagai buktinya, ketika orang dari berbagai penjuru dunia bicara tentang disiplin dan kerja keras maka seluruh mata akan tertuju pada Jepang. Begitu juga dibidang pendidikan dan sains. Jepang adalah salah satu kiblat pendidikan dan sains dunia. Banyak peraih nobel dibidang ilmu pengetahuan berasal dari Jepang.

Lewat Departemen Pendidikan, Olaharaga dan Budaya (Monbukagakusho), pemerintah Jepang mengundang dan memberi beasiswa kepada mahasiswa dan peneliti berpotensi dari seluruh penjuru dunia untuk belajar sains dan budaya di Jepang. Di tahun pertama, para mahasiswa asing tersebut diberi pelajaran mendalam tentang Jepang diantaranya bahasa Jepang, kebijakan politik sains Jepang dan nilai-nilai luhur budaya Jepang. Sehingga tidak heran, mahasiswa asing lulusan Jepang sangat mencintai Jepang. Jepang telah berhasil menerapkan diplomasi sains dan memenangkan perang pemikiran dan budaya. Mereka tidak perlu mengerahkan para dubesnya untuk berkampanye meningkatkan citra Jepang. Cukup lewat mahasiswa asing yang mereka didik, tanpa di minta pun mereka akan mengkampanyekan Jepang sebagai negara yang maju, aman, tentram, sejahtera, pekerja keras, disiplin dan berbudaya luhur. Mereka telah melupakan dosa-dosa Jepang di masa lalu.

Belum lagi seluruh jalanan di dunia yang dijejali mobil-mobil buatan Jepang. Hingga saat ini mobil-mobil buatan Jepang memiliki tempat yang istimewa di hati pemakainya hampir diseluruh Negara. Opini dunia telah terbentuk bahwa mobil-mobil seperti Toyota, Mitsubishi, Honda, Suzuki dan Daihatsu selain harganya yang murah juga memiliki kualitas yang baik. Di belahan dunia manapun mobil-mobil Jepang laku keras bak jualan kacang goreng. Inilah bentuk kemenangan diplomasi Jepang.

Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Di bidang pendikan dan sains, Indonesia masih tertinggal jauh dibanding Jepang, Eropa dan Amerika. Tapi ada bentuk diplomasi lain yang bisa diterapkan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk menguasai dunia yaitu melalui diplomasi budaya dan kuliner. Diplomasi budaya juga bisa membuat warga dunia merasa aman. Selain Jepang, Korea juga merupakan contoh sukses Negara yang berhasil menerapkan diplomasi budaya. Demam K-Pop, dan Korean Wave telah melanda dunia. Warga dunia kini sedang terhipnotis oleh budaya yang berbau Korea.

Mengikuti jejak kesuksesan Korea, Indonesia pun mulai gencar mempromosikan kembali budaya Indonesia ke pentas dunia. Kalo kita pernah tinggal di Jepang, maka betapa bangganya kita warga Indonesia ketika mengetahui orang-orang Jepang sangat mencintai tari Bali. Mereka sangat antusias belajar tari Bali. Bahkan banyak diantara warga Jepang yang rela terbang ke Bali dan Jogja untuk belajar langsung tari Bali dan tari-tarian Indonesia. Tari Kecak yang melibatkan ratusan penari dan ditampilkan dijalanan utama di Jepang mampu menghipnotis seantero Jepang. Selain tari Bali, musik Keroncong yang asli budaya Indonesia juga menjadi kebanggan warga Jepang. Cinta budaya suatu Negara maka akan membuat lebih mudah lagi membuat orang tersebut lebih mengenal dan mencintai Negara asal budaya tersebut. Kalo sudah cinta maka tentu kita akan lebih mudah menjalin hubungan kerjasama yang lebih baik lagi. Sehingga mampu memberikan keuntungan dan manfaat yang besar bagi Negara.

Diplomasi Budaya Indonesia di Arab Saudi

Arab Saudi merupakan Negara Islam yang menjadikan syariat Islam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai dasar hukumnya. Meskipun sama-sama Negara yang mayoritas penduduknya muslim, namun ternyata tidak mudah bagi Indonesia menjalin hubungan diplomasi yang saling menguntungkan dengan Arab Saudi. Berita-berita di media nasional yang sering melaporkan peristiwa kekerasan terhadap TKW di Arab Saudi sepertinya tidak pernah habis.

Setelah melewati masa-masa pemberitaan media yang buruk akibat “citra negative” sebagai negara exportir TKW, kini KBRI-Riyadh mulai membangun citra positif melalui Diplomasi Budaya. Pada hari-hari besar nasional, KBRI-Riyadh sering mengadakan acara resepsi diplomatik yang mengundang seluruh diplomat dari berbagai Negara yang memiliki perwakilan di Arab Saudi. Acara resepsi diplomatik ini selain bertujuan untuk mempererat tali persahabatan antara Indonesia dengan Negara sahabat juga sekaligus sebagai salah satu upaya pendekatan dan pengenalan budaya Indonesia kepada berbagai diplomat asing dan instansi di Arab Saudi.

Dalam malam acara resepsi diplomatik tersebut ditampilkan berbagai atraksi budaya Indonesia. Dimulai dari konser angklung yang melibatkan seluruh diplomat dan tamu undangan, tari Joko Tarub, Tari Gambyong, Tari Jaipong hingga konser angklung massal yang diikuti oleh seluruh Diplomat Asing, Home staf, Lokal staf, Perwakilan Organisasi Internasional, dan masyarakat Indonesia dari berbagai profesi. Atraksi-atraksi budaya ini mengundang decak kagum dari berbagai diplomat asing dan warga Saudi yang hadir dalam acara tersebut. Berkali-kali mereka mengacungkan kedua jempol dengan berucap “amazing” diikuti dengan tepuk tangan yang sangat meriah. Mereka, para diplomat asing dan warga Saudi benar-benar menikmati budaya Indonesia.

Selain atraksi budaya, acara juga diselingi dengan pemutaran film promosi wisata Indonesia dan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banyak diplomat asing yang mengagumi keindahan alam Indonesia dan ingin segera berkunjung ke Indonesia. Selepas menikmati berbagai atraksi budaya, para tamu undangan juga disuguhi aneka hidangan khas Indonesia seperti bakso, sate, mie goreng, gado-gado, empek-empek, lumpia, tongseng, gudeg dan aneka jajanan khas Indonesia. Di sela-sela menikmati hidangan inilah para diplomat asing memuji dan sangat mengapresiasi budaya Indonesia dan mengagumi keindahan alam Indonesia. Di akhir acara semua undangan mendapat kenang-kenangan berupa pin angklung dan seperangkat angklung. Bagi para diplomat asing, momen resepsi diplomatik menjadi momen yang tak terlupakan karena mereka bisa mengenal budaya Indonesia dan bisa bermain angklung kolosal. Dari malam resepsi diplomatik ini sepertinya  masih ada harapan untuk membangun citra Indonesia di Arab Saudi agar semakin baik di mata dunia dengan budaya khas Indonesia sepertinya masih ada.

Diplomasi Kuliner di Arab Saudi

Dalam acara malam resepsi diplomatik, panitia sengaja menyuguhkan makanan dan jajanan khas Indonesia sebagai bentuk diplomasi kuliner. Nama-nama makanan khas seperti bakso, sate, mie goreng, gado-gado, empek-empek, lumpia dan gudeg sudah tertanam di benak para diplomat dan warga Saudi. Banyak diantara para diplomat asing dan warga Saudi yang bertanya, apakah makanan-makanan khas Indonesia tersebut di jual di Arab Saudi. Pertanyaan yang menunjukkan ketertarikan mereka terhadap kuliner Indonesia.

Di Arab Saudi ada banyak rumah makan Indonesia yang menyediakan menu Indonesia. Di kota Riyadh sendiri ada banyak rumah makan Indonesia misalnya, Rumah Makan Rindu Alam, Rumah Makan Warung Pojok, Rumah Makan Dendeng, Rumah Makan Yogyakarta dan masih banyak lagi. Belum lagi toko-toko Indonesia yang menyediakan seluruh produk-produk Indonesia. Merekalah ujung tombak diplomasi kuliner di Arab Saudi. KBRI-Riyadh juga sangat mendukung keberadaan rumah makan dan toko Indonesia. Bentuk dukungan tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk promosi stiker bertuliskan “Cinta Indonesia Gunakan Produk Indonesia”. Selain itu, KBRI-Riyadh juga mengapresiasi para pemilik rumah makan dan toko Indonesia dengan menyelenggarakan “Entrepreneur Award”.

Dengan semakin banyaknya toko-toko dan rumah makan Indonesia yang menyebar di hampir seluruh penjuru kota Riyadh maka produk-produk Indonesia dan makanan khas Indonesia pun semakin dikenal luas di Arab Saudi. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi diplomasi kuliner Indonesia. Dengan semakin terkenalnya budaya dan kuliner di Arab Saudi, diharapkan mampu meningkatkan hubungan baik antara Indonesia-Arab Saudi dan semakin banyak kerjasama-kerjasama yang saling menguntungkan kedua negara.

Diplomasi Senyum

Selain diplomasi budaya dan kuliner, bentuk diplomasi lain yang bisa dijadikan jurus diplomasi oleh Indonesia adalah diplomasi senyum. Mengutip laporan The Smiling Report 2009 yang dilakukan salah satu Provider Misteri Belanja yang berada di Swedia, melaporkan bahwa Indonesia berada di tingkat pertama dalam urutan negara dengan masyarakatnya paling banyak tersenyum di dunia dibandingkan dengan negara lainnya. Diplomasi senyum juga terbukti mampu memberi kemudahan tugas para prajurit Indonesia di medan internasional. Lihatlah, Pasukan Garuda yang bertugas menjaga perdamaian di Lebanon, mereka mudah diterima dan mendapat tempat terhormat di Lebanon karena selalu mengembangkan senyum dalam berkomunikasi. Diplomasi senyum Pasukan Garuda, memang telah memberi kesejukan dan kesan tersendiri bagi warga Lebanon. Diplomasi senyum Pasukan Garuda juga dianggap salah satu kunci penting dalam mewujudkan misi perdamaian di Lebanon.

Selain Pasukan Garuda, jamaah haji Indonesia juga sukses menerapkan diplomasi senyum. Setiap tahun, jamaah haji Indonesia selalu mendapatkan penghargaan dari penyelenggara haji di Arab Saudi karena keramahan dan senyuman khasnya. Tentu saja citra positif sebagai Negara yang ramah dan murah senyum sangat menguntungkan untuk Indonesia. Dan harapan untuk membangun citra positif Indonesia agar semakin dikenal di pentas dunia dengan budaya, kuliner dan seyum khas Indonesia sepertinya masih ada. Jayalah Indonesiaku…jangan menangis Indonesiaku karena masih ada aku yang akan selalu tersenyum untukmu…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline