Lihat ke Halaman Asli

Belajar Nasionalisme dari Garuda Muda Papua Ketika Melawan Inter Milan

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kisruh PSSI yang hingga kini belum berakhir, ternyata memberikan pelajaran berharga akan arti sebuah nasionalisme. Di kala PSSI sudah memberikan tempat yang sama kepada semua putra bangsa terbaik untuk membela MERAH PUTIH di kancah internasional, ternyata masih ada orang yang lebih mementingkan kepentingannya sendiri. Ya, klub-klub ISL yang dulu protes dengan kebijakan PSSI yang membatasi pemain TIMNAS hanya berasal dari liga yang dikelola oleh PSSI (IPL), kali ini justru menunjukkan penolakannya ketika para pemain mereka dipanggil untuk membela TIMNAS. Mereka (para pengelola klub ISL) justru melarang para pemainnya untuk membela TIMNAS.

Tapi larangan dari pengelola klub-klub ISL ternyata tidak digubris oleh Garuda Muda asal Papua. Peryataan-pernyataan para garuda muda asal Papua tersebut juga menyiratkan makna yang dalam tentang sebuah kata nasionalisme. Berikut kutipan beberapa komentar mereka:

"Kami hadir di sini demi membela bangsa dan negara”, kata Tibo dan Okto, ketika di tanya alasannya bergabung dengan TIMNAS.

Meskipun keputusan mereka bergabung dengan TIMNAS mendapat halangan dan ancaman dari klubnya yang bermain di IST, tapi Okto, Tibo dan Wanggai tak merasa menyesal telah mengambil keputusan yang ditentang oleh klubnya itu. Bagi para garuda muda dari Papua,mereka hanya memenuhi panggilan untuk membela negara dan karena itu mereka pun siap menanggung segala risiko yang akan diterimanya.
..."Demi membela bangsa dan negara, saya berani menanggung apapun risikonya. Yang penting saya melakukannya demi bangsa dan negara. Sebagai pemain saya ingin membela negara saya. Saya siap kalau mau diproses secara hukum atau pemutusan kontrak," ujar Okto dengan penuh semangat.

Pernyataan "HEROIK" dari garuda muda Papua bernama lengkap Oktovianus Maniani dan Titus Bonai telah menohok rasa nasionalisme banyak orang. Selama ini saya dan juga banyak orang yang mengaku nasionalis dan mencintai tanah airnya tapi hanya sebatas ucapan di mulut. Tapi anak-anak muda Papua telah memberi pelajaran berharga akan arti sebuah nasionalisme sesungguhnya. Mereka rela menanggung segala resiko demi MERAH PUTIH demi GARUDA di DADA.

Lihatlah, di saat para pemain langganan TIMNAS yang selama ini disanjung-sanjung sebagai idola justru menunjukkan sikap yang a-nasionalis karena lebih mengutamakan isi perut di zona nyaman. Mereka lebih mengutamakan loyalitas dibandingkan nasionalisme. Bagi para loyalis, kepentiangan klub adalah di atas segalanya. Tapi TIDAK bagi Trio Papua, bagi Okto, Tibo dan Wanggai membela bangsa dan negara adalah di atas segalanya.

Buah dari semangat nasionalisme yang ditunjukkan oleh garuda muda asal Papua dapat dilihat pada pertandingan melawan klub juara Liga Champions Eropa, Inter Milan. Trio Papua, Okto, Tibo dan Wanggai mengajarkan kepada kita semua akan arti sebuah nasionalisme sesungguhnya. Mereka berlari dan terus berlari untuk mengejar bola dan mencetak gol ke gawang lawan. Hasilnya, meskipun kalah tapi mereka muncul sebagai para ksatria.

Wahai Garuda Muda Papua, terus kibarkan Merah Putih, kepakkan saya garudamu dan terbangkan setinggi-tingginya untuk meraih prestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline