Lihat ke Halaman Asli

Gasibu Jadi Primadona Kawula Muda

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Reni Lestari*

Dimana masyarakat Bandung berkumpul di Sabtu malam? Jika pertanyaan tersebut diajukan kepadaanak muda Bandung, akanmuncul satunama sudut kota yang menjadi tempat favorit untuk menghabiskan malam minggu, Gasibu.

Berbagai aktivitas hiburan tampak semarak di Lapangan Gasibu, Jalan Diponegoro, Bandung, Sabtu (3/5) malam. Langit bersih, bertabur benda-benda angkasa berkelap-kelip, menaungi suasana malam di salah satu pusat keramaian kota kembang itu. Anak-anak, remaja dan dewasa menikmati malam minggu dengan berbagai aktivitas. Ada yang duduk santai di pinggir lapangan sambil berbincang, wisata kuliner di sepanjang Jalan Diponegoro, atau sekedar berfoto ria dengan latar Gedung Sate yang bermandi cahayawarna-warni. Musik pop dan dangdut yang mengalun dari beberapa pengeras suara di sudut-sudut lapangan, turut meriuhkan atmosfer Gasibu.

Ruang terbuka yang terletak persis di depan Gedung Sate ini berfungsi sebagai area publik tempat warga Bandungmenyalurkan berbagai aktivitas sosial dan rekreasi.

“Gasibu ini adalah lahan publik. Fungsinya untuk menampung kegiatan masyarakat yang positif, untuk olahraga, hiburan, mengembangkan kreativitas dan sebagainya,” ujar Kepala Seksi Ketertiban Umum Satpol PP Kota Bandung, Deden Rukmana.

Salah satu pengunjung Lapangan Gasibu, Khosyati Hismatu Arini menyatakan antusiasmenya menghabiskan malam Minggu di ujung jalan layang Pasteur-Cikapa ini. “Icon Kota Bandung ini ya Gasibu. Anak-anak muda lebih seneng nongkrong di sini, karena tempatnya sekarang sudah bersih dan terurus,” ujar mojang asli Bandung ini.

Hal yang sama juga diungkapkan Mega, warga asal Karawang yang tengah berkunjung. “Dulu waktu tahun baru masih ramai pedagang, sekarang udah bersih, enak buat nongkrong. Apalagi sekarang ada hiburan musik,” kata Mega.

Tidak hanya menjadi tempat rekreasi dan kreasi, beberapa komunitas pun memilih Gasibu sebagai tempat kegiatan sosial mereka. Salah satu komunitas tersebut yaitu Komunitas Turun Tangan Bandung.

“Kita dari Komunitas Turun Tangan Bandung sedang mengkampanyekan anti korupsi. Ini adalah salah satu kegiatan sosial kita, khususnya di kalangan anak muda. Mengapa anak muda? Karena anak muda adalah corong perubahan, dan yang nongkrong di sini banyak anak muda,” ujar Karecka, aktivis Komunitas Turun Tangan Bandung.

Gasibu, tambah Karecka, merupakan tempat yang representatif untuk melakukan aksi sosial, selain sebagai pusat berkumpulnya warga.

Namun, tidak dipungkiri pula, sebagai salah satu pusat keramaian, Gasibu rawan pelanggaran. Salah satu yang dianggap menganggu adalah keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kerap menimbulkan kemacetan. Menjawab permasalahan tersebut, Deden Rukmana mengatakan, aktivitas PKL di trotoar atau di jalur hijau merupakan hal yang dilarang.

“Selain PKL, ada juga warga yang menggelandangdan PSK (Pekerja Seks Komersial –red). Itu memang menimbulkan kemacetan dan merugikan khalayak banyak, makanya kami atur dengan relokasi dan penertiban,” ujar Deden.

*penulis adalah Peserta PJTD LPM Jumpa Unpas 2014 dan wartawan kampus LPM Orange FISIP Untirta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline