Lihat ke Halaman Asli

Ketika Menatap Kakak yang Berbaring Sakit

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tubuh kurus

Tulang mulai tampak berbalut daging kulit tipis

Wajah pucat

Tak terlihat ketampanan yang dulu dibanggakan

Badan lunglai lemah tak berdaya

Sirna keperkasaan yang dulu tak menawar setiap tantangan

Di atas tempat tidur

Tergeletak

Sendirian,,,

Apalagi sekarang yang tersisakan

Kemenangan-kemenangan hanya sebuah ingatan

Keberhasilan hanya sebagai kenangan

Genggaman kesuksesan tak mampu meringankan

Janda cantikpun tak lagi menggairahkan

Alunan tembang tak lagi menghanyutkan

,,,dan liukan tariannya tak mampu lagi membuai perasaan

Semua terasa hambar kini,,,

Tak lebih hanya sebagai memori

Yang tak mampu menghibur hati

Yang mungkin menambah berat timbangan nanti

Bila waktunya kembali

Sendirian,,,

Hanya anak istri sebagi teman

Itupun kalau tersisa waktu demi tanggungjawab pekerjaan

Satu dua kawan menjauh mulai bosan

Hanya kenangan indah bersamanya dalam persahabatan

Ketika bersama-sama berbagi dan memberi amalan

Kepada sesama yang memikul berat beban

,,,dengan berharap semua mendapat ridho Tuhan

,,,agar kelak bisa membantu saatnya hisab dan mizan

Allah yaa robb,,,

Ampuni dosa kesalahan

Jauhkan dari zina dan kemaksitan

Anugerahi di dunia kebaikan

Anugerahi di akhirat kemuliaan

Dan dari panasnya api neraka jauhkan

Aku hanya berlindung kepada-Mu

Yaa Allah,,,

Atas azab kubur

Atas azab neraka jahanam

Atas fitnah dajjal

Atas fitnah dunia dan fitnah akhirat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline