Lihat ke Halaman Asli

Aku Keguguran dan Aku Tidak Menangis Untuk Itu

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di awal pernikahan kami, kami ingin menunda untuk memiliki seorang anak. Bukan kami menolak rezeki dari Allah, secara psikologis dan materi kami belum siap. Kami tidak ingin anak kami kekurangan..

1 bulan pernikahan kami,

Allah berkata lain. Subhanallah aku hamil..Seluruh keluarga kami menyambut dengan suka cita.

2 bulan pernikahan kami,

Alhamdulillah kami sudah memiliki rumah sendiri. Setiap minggu kami ke rumah kami untuk bersih-bersih, memindahkan barang-barang dan menatanya agak terlihat indah dan cantik.

3 bulan pernikahan kami,

kami mengundang keluarga, teman dan tetangga untuk mendoakan rumah baru kami dan kami mulai tinggal di rumah itu. Dalam acara itu bersama seluruh undangan dan anak2 yatim/piatu, bersama2 kami berdoa untuk keamanan dan keberkahan tinggal di rumah baru, sekaligus mendoakan kesehatan bayi serta kehamilanku.  Subhanallah..terima kasih kepada semua undangan atas doa-doa dilantunkan dengan penuh keikhlasan dan penuh pengharapan pada Yang Maha Menguasai Dunia dan Akhirat ini.

3,5 bulan pernikahan kami,

kami berencana mengundang keluarga dekat untuk mendoakan 4 bulan kehamilanku. Pada bulan itu aku pergi ke dokter kandungan untuk kontrol rutin kandunganku. Dokter yang kami kunjungi memang bukan yang biasanya kami datangi. Dokter itu mengatakan bahwa kandunganku tidak berkembang dan minggu depan aku harus datang lagi untuk melihat perkembangannya. Astaghfirullah...kami tidak percaya begitu saja. Dengan penuh pengharapan dan optimis, kami terus percaya bahwa anak kami baik2 saja. Segala doa kami ucapkan di setiap waktu untuk kesehatan anak kami. Berbagai pengorbanan kami curahkan untuk menjaga anak kami.

Pada minggu berikutnya,

kami mendatangi dokter kandungan yang lain yang biasa kami kunjungi. Dengan membawa foto usg dari dokter sebelumnya, dokter kami menjelaskan bahwa aku hamil di luar kandungan. Hal itu biasa terjadi dengan kemungkinan 1:100. Penyebabnya karena ovum yang dibuahi tidak mengandung sel telur. Kemudian dokter mengatakan bahwa benda asing apa pun yang tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia, dengan sendirinya akan keluar. Jadi silahkan memilih untuk menunggu keluar dengan sendirinya atau menggunakan obat untuk merangsang janin itu keluar. Rasa optimis dan penuh dengan kepercayaan bahwa anak kami baik2 saja, kami pun memilih cara alami saja tanpa menggunakan obat. Kami percaya apapun bisa terjadi. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak. Itulah yang kami percaya dan yakini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline