Lihat ke Halaman Asli

Membaca untuk Belajar, Belajar untuk Membaca

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indahnya membaca....

Lewat membaca, saya memehami banyak hal...

Hobi aku membaca buku. Terutama buku novel yang diangkat dari cerita nyata. Selain itu juga majalah-majalah yang menyajikan artikel yang begitu inspiratif dan memotivasi seperti yang baru-baru saja saya berlangganan yaitu Intisari.

Namun akhir-akhir ini saya tertarik membaca buku atau apapun yang berkaitan dengan negara-negara yang berbau Islam. Berawal dari membaca buku yang berkisah tentang seorang putri di Saudi Arabia yang mengupas habis kehidupan pribadinya serta keluarganya. Berlanjut novel-novel yang mengisahkan pengalaman seorang mahasiswa yang sedang menimba ilmu di negri Timur Tengah hingga mendapatkan seorang istri di sana namun tetap orang tanah air.

Terakhir yang saya baca adalah kisah perjalanan seorang fotografer yang berpetualang ke negri Afganistan dan negara-negara yang berakhiran -tan.

Dari semua buku yang aku baca, aku mengamati jejak-jejak  Islam di berbagai negara. Bagaimana Islam menjadi budaya bukan identitas agama mereka, Islam menjadi agama bukan budaya mereka. Wow, luar biasa..

Apa yang luar biasa???

Luar biasa,  karena saya menemukan nikmatnya hidup di Indonesia ini yang kata orang yang lebih senior "Indonesia semakin semrawut"..

Apa yang membuat nikmat beragama Islam di Indonesia ini???

Budaya kita, terutama di pulau Jawa, sangat kental segala budaya Islamnya. Sejak kecil orang tua menanamkan ajaran-ajaran Islam berharap agar buah hatinya menjadi anak yang soleh dan sholehah. Rasanya kurang afdol apabila orang tua tidak memberikan pelajaran agama kepada anak-anaknya. Walaupun kadang pelajaran itu semakin memudar saat si buah hati tumbuh dewasa. Namun setidaknya di hati kecil setiap umat muslim sadar dan tau mana yang boleh dan tidak diperbolehkan oleh agamanya. Tidak seperti masyarakat di negara pecahan Uni Sovyet, mereka dengan bangga mengatakan mereka Islam tapi mereka tidak tahu apa saja ibadah yang harus dilakukan. Vodka tetap menjadi budaya yang tidak bisa dihilangkan.

Kenikmatan lainnya, kita dapat dengan sangat tenang dan nyaman untuk belajar agama Islam di mana saja dan kapan pun. Walaupun banyak sekali yang mengdikotomi ajaran-ajaran Islam, dengan banyaknya petunjuk, dapat dengan mudah ditemukan kebenaran dari berbagai penyimpangan yang mungkin ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline