Lihat ke Halaman Asli

Menciptakan Positive Education untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Diperbarui: 24 Juni 2022   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hallo sobat edu sekalian. Pada kali ini kita akan membahas hal yang menarik khususnya untuk menciptakan suasana belajar di sekolah lebih baik. Sobat edu sekalian pasti sudah tidak asing tentang pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa. Akan tetapi, dalam implementasinya masih terdapat ketidaksesuaian dalam melaksanakan proses pembelajaran. Lalu sebenarnya bagaimana cara untuk menciptakan positive education di lingkungan sekolah itu? Bapak ibu guru tentunya selalu memberikan layanan yang terbaik untuk murid-muridnya mulai dari mempersiapkan diri untuk mengajar siswa, merancang program pembelajaran, mempersiapkan media yang akan digunakan, mempersiapkan ruang untuk belajar dan hal lainnya. Hal tersebut merupakan segelumit cara untuk memberikan pelayanan bagi siswa siswi di sekolah agar mereka dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Nah, sebelum membahas lebih dalam lagi, sebenarnya apa itu pendidikan?

UU No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kesejahteraan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dipelrukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara Pendidikan juga merupakan suatu hal yang mendasar dalam kehidupan yang dilaksanakan mulai dari lahir hingga dewasa. Dengan adanya pendidikan kita dappat mengetahui berbagai hal dan dapat membandingkan hal baik maupun hal buruk. Pendidikan juga menjadi salah satu jembatan untuk mencapai negara maju. Hal tersebut dapat dicapai dengan adanya pendidikan yang positif atau sering disebut sebagai positive education.   Positive education merupakan pendekatan dari psikologi positif yang mengarahkan pada kompetensi akademik, non-akademik, dan tercipta kebahagiaan (Saligman, 2009). Adanya atmosfer positif yang ada di dalam suasana belajar diharapkan dapat meningkatkan motivasi baik yang bersumber dari internal siswa maupun eksternal siswa. Dengan adanya pandangan positif ini guru tidak hanya melihat capaian hasil belajar siswa dan membandingkannya dengan siswa lainnya tetapi lebih mengacu pada upaya yang digunakan untuk meningkatkan kompetensi semua siswa yang mempertimbangkan karakteristik siswa. Penerapa positive education ini juga telah dilakukan di Negara Belanda yang ditunjukkan dengan penelitian Goldberg & Sommers-Spijkerman (2022) yang menyatakan bahwa di Belanda program positive education dilaksanakan agar guru tidak hanya fokus pada hasil belajar akan tetapi lebih memberikan pendekatan yang lebih komperhensif dan mempertimbangkan kesejahteraan dan keterlibatan siswa selama berapada di sekolah. Hal tersebut juga didasarkan dengan kondisi mental yang dimiliki oleh seseorang ketika berada di suatu kelompok atau sekolah (flourshing) (Norrish & Williams, 2013).

Nah, jadi begitu sobat edu, lalu apa sih tujuan dilaksanakannya positive education? Apabila ditinjau dari segi psikologi positif, positive education bertujuan untuk meningkatkan keteribatan siswa di sekolah dan kepercayaan diri siswa untuk menemukan kebahagiaannya sendiri (Seligman & Adler, 2018). Artinya ketika sekolah tersebut memiliki atmossfek positif maka siswa akan lebih mudah menemukan motivasi untuk belajar dengan sendirinya dan menyadari apa yang akan dilakukan selama berada di sekolah. Atmosfer positif tersebut perlu dipertahankan dalam suatu pembelajaran. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi positive education menurut (Aulia, 2015) diantaranya yaitu :

  • Optimis, optimis merupakan suatu sikap raisonal yang ada di dalam pikiran seseorang untuk mencapai target yang diinginkan. Optimis dapat menjadi faktor dalam keberhasilan positive education karena diharapkan dengan pendidikan siswa dapat menyelesaikan aktivitas yang diberikan oleh guru dengan baik. Maka dari itu, suatu pembelajaran perlu adanya penyesuaian komponen pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa untuk menciptakan pengalaman berhasil kepada siswa.Denan adanya optimisme yang tertanam pada diri siswa maka dapat meningkatkan motivasi belajar yang nantinya berpengaruh pada hasil belajar siswa.
  • Karakter peserta didik, karakter merupakan hal yang sangat utama dalam pendidikan karena salah satu tujuan pendidikan yaitu dapat menciptakan manusia yang berkarakter. Hal tersebut tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kesejahteraan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dipelrukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam peraturan tersebut dapat diketahui pentingnya karakter yang dimiliki siswa. Maka dari itu, sekolah harus menciptakan atmosfer positif untuk menciptakan generasi muda yang berkarakter. Sekolah yang positif akan mencetak generasi yang memiliki karakter baik.
  • Melibatkan siswa didalam proses pembelajaran, Keterlibatan siswa di sekolah baik dalam kegiatan akademik maupun non akademik akan memberikan dorongan bagi siswa untuk berpartifipasi aktif di sekolah. Dalam proses pelibatan siswa guru perlu menyesuaikan program yang dilaksanakan dengan karakteristik siswa agar semua siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif.

Selain itu, hal yang dapat digunakan untuk menciptakan positive education yaitu dengan adanya positive purpose (merupakan rumusan tujuan yang dapat memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan diri seluas-luasnya), positive relationship (merupakan hubungan positif antar teman di lingkungannya) , positive emotion (merupakan pemberian emosi positif dengan menerapkan reward and punishment dengan cara yang tepat), positive health (dengan menciptakan kondisi sekolah yang sehat), positive engagment (dengan adanya hubungan positif antar komponen sekolah), dan positive acomplishment (yaitus ekolah dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik dan mendukungnya untuk mencapai kesuksesan). Adapun  elemen yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa menurut Churchill, Godinho, & Johnson (2016)  di sekolah yaitu:  

  • Pertama, memastikan bahwa siswa merasa diterima oleh guru dan rekan-rekan mereka. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara menerima kondisi siswa dan kehadiran siswa serta memberikan apresiapasi setiap capaian   yang dilakukan siswa.
  • Kedua, memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan diri dan mengartikulasikan ide-ide mereka sendiri dan perasaan tentang belajar untuk meningkatkan harga diri siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan pendapat atau ide yang dimiliki dan memberikan kesempatan berbicara untuk semua siswa.
  • Ketiga, memastikan bahwa siswa tahu apa yang diharapkan dan memiliki rasa prediktabilitas untuk mengurangi stress dan kecemasan maka dari itu, guru bisa menciptakan iklim yang positif agar dapat mencptakan kenyamanan selama pembelajaran dan menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sehingga siswa memiliki rasa percaya diri untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
  • Keempat, memastikan bahwa siswa mempresepsikan lingkungan belajar sebagai tempat yang nyaman tertib, tempat yang aman dan terjamin.
  • Kelima, memastikan bahwa siswa menganggap lingkungan belajar sebagai ruang mereka untuk belajar dan mengikuti kegiatan di sekolah dengan baik.
  • Keenam, memastikan bahwa siswa percaya bahwa mereka memiliki kendali atas pembelajaran mereka. Dalam hal ini bisa diketahui bahwa guru harus memastikan siswa berada di kondisi yang aman dan disesuakan dengan tingkat kompetensi siswa bukan sesuai kemauan guru.

 Cara untuk membangkitkan motivasi siswa dalam mengimplementasikan didaktik yaitu dengan menanyakan kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Selama proses pembelajaran, pembelajaran juga tidak hanya diajarkan konsep atau secara kontekstual tetapi juga perlua adanya proses interaktif antara guru dan siswa dan memberikan pemahaman dalam mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pengajaran juga perlu menghindari hasil secara umum tetapi siswa diberi kesempatan untuk berproses. Setelah itu, guru juga perlu mengutamakan permasalahan yang akan dibahas lalu diberikan penguatan terkait konsep materi yang diajarkan.  Selama proses belajar siswa juga perlu diberikan progress selama proses pembelajaran dan evaluasi. Dalam praktiknya guru dapat menerapkan beberapa hal yaitu memahami perkembangan teknologi, memberikan motivasi kepada siswa, menggunakan reward dan panishment,menghindari stress pada siswa dan mengetahui cara penanganannya.

Nah, jadi seperti itulah sobat Edu bagaimana cara menciptakan positive education untuk meningkatkan motivasi  belajar siswa. Semoga tulisan ini bisa menambah pengetahuan sobat Edu sekalian yaa. Selamat membaca......

REFERENSI: 

Aulia, F. (2015). Aplikasi Psikologi Positif dalam Konteks Sekolah. In Seminar Psikologi &

Kemanusiaan

Churchill, Godinho, & Johnson.(2016) . Teaching: Making a Difference(3rd Ed). Wiley: : Australia

Goldberg, J. M., Sommers-Spijkerman, M. P., Clarke, A. M., Schreurs, K. M., & Bohlmeijer, E. T. (2022). Positive education in daily teaching, the promotion of wellbeing, and engagement in a whole school approach: a clustered quasi-experimental trial. School effectiveness and school improvement, 33(1), 148-167.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline