Sudah jadi pengetahuan umum kalau kompas.com condong ke Ahok. Baca saja beritanya. Yang tentang para pengguna jalan yang terheran-heran dengan jalan kering padahal dulu langganan banjir, yang tentang warga DKI memuji-muji segelintir kali yang mulai bersih. Yang warga tergusur bersyukur punya tempat tinggal yang lebih baik di rusun. Yang ibu-ibu kaget melihat gantengnya Ahok saat bertemu langsung di peresmian RPTRA, dan banyak lagi lainnya.
Kompasiana apalagi. Artikel yang terpampang di laman depan, tentang Ahok semua. Artikel pilihan, yang terpopuler, yang trend google, semua dikangkangi tulisan tentang Ahok. Entah tulisan yang berbobot, tulisan curhat, tulisan tanggapan yang diolor panjang lebar, yang penting tentang Ahok dan judulnya pakai kata Ahok, memenuhi deretan judul artikel laman depan kompasiana.
Ciri-ciri Ahoker adalah dia selalu menulis tentang Ahok. Untuk memenuhi data digital dunia maya dengan Ahok. Memenuhi ruang pikir dan kesadaran semua pengguna internet agar tak pernah jauh dan tak pernah lepas dari Ahok. Terus menggenjot popularitas Ahok hingga bila semua ruang memori otak pembaca sudah penuh, bila perlu sampai menembus bawah sadarnya.
Contoh salah satu Ahoker di kompasiana, ya ini, yang terpampang gambarnya di atas. Membuat akun kompasiana di sekitaran Pilpres 2014 sebagai pendukung Jokowi, lalu agak vakum di tahun 2015, gencar menulis lagi di 2016 ini. Dan semua tulisannya sejak Januari 2016 sebanyak 114 artikel adalah tentang AHOK !!! Nyaris semuanya diberi judul yang menggunakan kata AHOK !!!
Dengan jumlah 192 artikel yang telah dibaca 409 ribu kali, berarti rata-rata per tulisan dibaca 2000 kali lebih. Jelas bukan kompasianer main-main yang memiliki pembaca per tulisan sebanyak itu. Dan tulisannya selalu terpampang di laman depan kompasiana, masuk di ter-ter, pilihan dan trend. Dan masih pula dikerubuti oleh para Ahoker lain yang memberondong tulisannya dengan komen-komen.
Mungkin selama ini semua penikmat kompasiana terkecoh dengan Ahoker satu ini, menganggapnya sebagai penentang Ahok dan musuh dari para Ahoker yang telah ada. Karena tulisan-tulisannya berisi serangan dan segala yang negatif tentang Ahok. Tapi bagi yang mengerti sedikit tentang theosofie dan filosofi New Age, tahu tentang postulat ini : pikiran manusia yang terus menerus dipenuhi oleh suatu hal, hal itu akan mewujud padanya. Harapan maupun penolakan, kesukaan atau kebencian, kecintaan ataupun ketakutan pada suatu hal, sama saja akan menarik hal tersebut terwujud nyata baginya.
Jadi memang kompasianer satu ini berjuang untuk Ahok dengan memakai teknik dan jalan yang berbeda, tapi dengan hasil yang sama. Di kompasiana ini, hasilnya sama saja, terus membuat Ahok terpampang di depan mata dan di dalam benak pengunjung kompasiana. Sudah tentu ada campur tangan Admin kompasiana pula, dengan selalu menampilkan tulisan-tulisan Ahoker satu ini di laman depan. Tindakan Admin kompasiana tentu sesuai dengan arahan para petinggi kompasiana, yang sesuai dengan kebijakan bos besar kelompok Kompas, hehehe...
Tulisan terpampang di laman depan itu sangat sangat ngaruh, kawan. Dari ratusan tulisan yang masuk ke kompasiana ini, banyak yang bermutu dan berbobot. Tapi bila judulnya tidak nangkring di laman depan, tidak akan ada yang membaca. Tulisan kelas komen panjang lebar yang lumrahnya mungkin susah mendekati 50 klik, bila ditaruh di "Ter-Ter" sebentar saja, bisa mendapat 1000 klik. Seperti tulisan santai yang mengalami kecelakaan disundul oleh virus program sunduler, bercokol di ter-ter dan banjir hits.
Tulisan-tulisan Ahoker satu ini juga di sisi lain memberikan rangsangan kepada Ahoker lain untuk tetap semangat menelurkan tulisan-tulisan tentang Ahok. Melecut mereka bila lemas semangat dan jemu menulis tentang Ahok. Karena menulis yang baik-baik dan memuji-muji itu juga melelahkan. Dengan tapukan sandal Ahoker satu ini, paakkk!!!, langsung panas sampai ke ubun-ubun, mengucur adrenalinnya, lalu segera setor tulisan baru tentang Ahok. Entah mereka sadar atau tidak, terlibat atau tidak, dalam strategi besar penyetir para Ahoker di kompasiana ini.
Bahan-bahan yang ditulis tentang Ahok, juga hanya itu-itu saja. Sudah disajikan, lalu digoreng, terus ditumis, besoknya dikukus, selanjutnya dipanggang, dipepes, dipenyet, disajikan lagi terus-menerus. Ibarat orang jualan susu sapi, pertama dijual sebagai susu sapi segar, besoknya untuk susu fullcream, selanjutnya sampai setengah basi dijual sebagai susu fermentasi. Baik Ahoker-Ahoker yang bermain menyerang, maupun yang bertahan, tulisannya di kompasiana hanya mutar-muter, wakakaka.....
Terus, Ahoker satu ini, apakah masalah buat guweh ??? Masalah atau tidak masalah untuk satu akun abal-abul-absah tidak penting buat sidang pembaca kompasiana.