Dari sudut pandang atau perspektif agama, khususnya agama-agama Samawi, atau ketiga agama Ibrahimik, Yahudi, Kristen, dan Islam, yakin, percaya dan mengimani bahwa manusia pertama di bumi adalah Nabi Adam dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut agama-agama Samawi, Adam dan Istrinya Hawa adalah orang tua dari semua manusia di bumi.
Keimanan tentu berbeda dengan ilmu pengetahuan yang didasarkan sifat keingin tahuan manusia yang pada dasarnya berjalan beriringan sehingga terbentuknya sebuah peradaban dan kemajuan tehnologi seperti saat ini.Sifat ingin tahu itulah yang membuat manusia terus mencari tahu tentang sejarah umat manusia di bumi, termasuk siapa manusia pertama di bumi. Sebaliknya, manusia juga terus membuat senjata pembunuh massal yang dapat menimbulkan kerusakan yang luar biasa pada bumi.
Ketika seorang penceramah menyebut UFO ( Unindetified Flying Object ) adalah kendaraan Dajjal yang berkolaborasi dengan iblis yang datang menjelang hari kiamat tentu berbeda dengan sudut pandang ilmu pengetahuan yang mencari tahu yang akhirnya menciptakan tehnologi luar angkasa untuk mencari keberadaan asal usul benda terbang tak dikenal itu.
Sebagai umat Islam, kita tentu pernah mendengar sebuah hadist yang menjelaskan bahwa di akhir zaman kelak akan datang sesosok mahluk tinggi besar yang memiliki kekuatan begitu dahsyat. Sosok yang kita kenal dengan nama dajjal tersebut merupakan sosok yang akan menguji manusia akhir zaman, apakah tergolong orang-orang yang beriman atau tergolong orang-orang yang kufur.
Dajjal diyakini merupakan seorang manusia yang sudah hidup sejak zaman nabi Ibrahim dan karena Alloh menangguhkan ajalnya (seperti halnya Iblis) ia tetap masih hidup hingga saat ini, dipenjarakan di sebuah tempat yang masih menjadi misteri.
Seperti halnya Negara Amerika Serikat, negara yang terbentuk pada abad ke 18 ini menjadi subuah negara superpower dengan penguasaan tehnologi paling depan dapat menciptakan kiamat dengan senjata nuklirnya yang pernah digunakan pada perang dunia II di Kota Hiroshima dan Nagasaki.
Sejarah hitam peradaban umat manusia tersebut terus membayangi kehidupan di bumi oleh adanya perlombaan pembuatan senjata pemusnah masal tersebut. Pertemuan Presiden Amerikat Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang akan berlangsung di Singapura, paling tidak memberi harapan terjadinya denuklirisasi untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran.
Tentu saja kedua pemimpin negara tersebut bukanlah dajjal, namun ditangan kedua pemimpin ini dapat menentukan nasib peradaban bumi. Namun, analogi tentang UFO yang disampaikan oleh para penceramah itu mengingatkan kita, bahwa kiamat bisa saja kapan terjadi baik oleh karena pertikaian ataupun oleh bencana alam.
Adalah Plato seorang filsuf Yunani yang menggagas kisah Atlantis pertama kali yang diceritakan dalam dua dialog Plato "Timaeus" dan "Critias" yang ditulis sekitar 330 SM jauh sebelum ajaran Islam berkembang. Mitos yang diceritakan oleh Plato ini banyak menginspirasi para ahli untuk melakukan penelitian arkeologi hingga saat ini.Dikisahkan, bahwa kehidupan benua atlantis yang makmur dan penguasaan tehnologi begitu tinggi akhirnya hancur oleh perang dan bencana alam.
Tahun 2012 lalu, perhatian dunia ditujukan pada Maya, lebih tepat pada nenek moyang mereka, yang telah mengembangkan satu sistem penanggalan dan dianggap telah meramalkan akhir dunia pada tahun 2012, namun nyatanya kita sampai saat ini masih menghirup udara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H